Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha mengatakan, ada 3 keuntungan yang didapat Partai Amanat Nasional (PAN) dengan mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Keuntungan itu seperti timbal balik atas dukungan yang diberikan.
"Pertama, kekuasaan atau kewenangan untuk tukar jabatan, seperti kursi menteri atau kepala badan. Kedua, yang berkaitan dengan APBN. Misal ada elite partai, persoalan ekonomi bisa tukar dengan dukungan itu," kata Hanta, dalam diskusi bertema "Mendadak Plin-PAN" di Jakarta, Sabtu (5/9/2015).
"Ketiga, dukungan bisa diberikan ganti dari pukulan politik. Mereka bisa minta perlindungan," tambah dia.
Kendati, Hanta tidak tahu di antara 3 keuntungan itu yang akan diberikan kepada PAN. Ia yakin hal ini akan terjawab pada masa mendatang, karena pola demikian terus terjadi dari era Presiden Gus Dur, Presiden Megawati, hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Nah, PAN masuk yang mana dari 3 keuntungan itu saya enggak tahu. Bisa kursi menteri, bisa ekonomi politik, dan bisa perlindungan. Dalam perjalanan SBY, Mega, dan Gus Dur, ini begini polanya dan terbaca nanti, untuk tukarkan dukungan politik dengan kompensasi begitu," jelas dia.
Terkait bergabungnya PAN, Hanta memberikan catatan krisis ekonomi. Menurut dia, belum tentu dukungan tersebut semakin memperkuat posisi Presiden Jokowi. Alasannya sederhana, karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu bukanlah ketua umum partai.
"Sering saya katakan kurang relevan ketika bagi peta politik sekarang seperti era Pak SBY. Presiden sekarang bukan siapa-siapa dalam PDIP, sehingga kendali koalisi bukan di Jokowi," tutur dia.
Namun sebesar apapun Koalisi Indonesia Hebat (KIH), kata Hanta, dalam pendekatan kualitatif belum tentu pemerintahan Jokowi-JK semakin kuat. "Kendali bukan di Jokowi. Peta koalisi tripolar, KIH, KMP, dan Istana," tandas Hanta.
Keputusan bergabungnya PAN ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) atau pemerintahan Jokowi-JK disampaikan langsung oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan disambut baik oleh Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan, Rabu 2 September lalu.
Jokowi mengatakan, bergabungnya PAN bersama pemerintah kembali memperkuat persatuan bangsa. Hal ini diperlukan untuk menghadapi tantangan perekonomian global.
"Saya sangat menghargai bergabungnya PAN ke pemerintah dan saya mengajak semua pihak menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk memperkuat semangat kebangsaan dan persatuan. Saya melihat PAN mengutamakan lebih besar kepentingan negara dan rakyat. Inilah politik kebangsaan," kata Jokowi. (Rmn/Ein)
3 Keuntungan PAN Gabung Pemerintahan Jokowi-JK
Terkait bergabungnya PAN, Hanta memberikan catatan krisis ekonomi.
diperbarui 05 Sep 2015, 11:38 WIBDiterbitkan 05 Sep 2015, 11:38 WIB
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan saat memberikan keterangan pers di Istana (Liputan6.com/ Faizal Fanani)
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Selain Berenang, 5 Olahraga Ini Bisa Bantu Kamu Meningkatkan Tinggi Badan
Cepol Betawi, Gaya Rambut Tradisional Betawi yang Tak Lekang Waktu
Pukulan Ganda untuk Arsenal, Cedera Bukayo Saka dan Saga Nico Williams
KPK Jelaskan Status Hukum Yasonna Usai Dicekal ke Luar Negeri
Nikah Gratis di Yogyakarta, Disediakan Mahar sampai Dicarikan Pasangan
Teuku Wisnu Perkenalkan The Green Dome Sebagai Landmark Baru Malang Raya Tandai Satu Dekade Bisnis Oleh-Oleh
Fungsi Asam Folat untuk Ibu Hamil: Manfaat dan Cara Mencukupinya
Michael Saylor Bagikan Daftar 60 Pemegang Bitcoin Terbanyak di Dunia
Khawatir Pengusaha Bangkrut dan Warga Tak Sejahtera, MUI Minta Tunda PPN 12%
Diaspora Indonesia di Jerman Cerita soal Demokrasi Tempat Kerja hingga Capai Work-Life Balance
Kisah Benang dan Songkok Kiai As'ad yang Bikin Tank Tempur Belanda Tak Menemukan Keberadaan Pondok
Polisi Gerebek Pabrik Senpi Rakitan di Lampung Tengah, Satu Tersangka Ditangkap