Kabut Asap Kembali Pekat, Warga Minta Jam Masuk Sekolah Diundur

Jarak pandang di darat dan di sungai pukul 06.30 WIB ini hanya 200-300 meter.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Sep 2015, 07:52 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2015, 07:52 WIB
Kabut asap
Kabut asap mengepung Palembang, Sumatera Selatan. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Sampit - Warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menginginkan jam masuk sekolah diundur. Pasalnya, kabut asap karena kebakaran hutan dan lahan semakin pekat.

"Harusnya pihak sekolah yang berinisiatif. Kalau asap kembali pekat seperti beberapa hari terakhir, putuskan saja jam masuk sekolah diundur. Tidak masalah kalau jam pulangnya diundur juga. Kasihan anak-anak, asapnya makin parah," kata Weni, seorang orangtua siswa, seperti yang dikutip dari Antaranews di Sampit, Senin (7/9/2015).

Asap yang menutupi Sampit Senin pagi terlihat lebih pekat dibanding hari-hari sebelumnya. Jarak pandang di darat dan di sungai pukul 06.30 WIB hanya 200-300 meter.

Sebagian warga menggunakan masker agar tidak menghirup langsung asap bercampur debu. Asap ini juga membuat mata perih.

"Saya rasa kalau kondisi seperti ini, tidak perlu melulu menunggu instruksi Dinas Pendidikan. Kalau asap memang pekat seperti ini, pihak sekolah yang harusnya berinisiatif membuat kebijakan. Dinas Pendidikan juga pasti memahami kondisi ini," timpal Rahmat, warga lainnya.

Penjabat Gubernur Kalimantan Tengah Hadi Prabowo saat berkunjung ke Sampit pada Rabu 2 September 2015 sudah memerintahkan bawahannya untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindarkan masyarakat dari dampak asap.

"Kalau asap sangat pekat, langsung bagikan masker. Kalau parah, bisa anak sekolah diundur jam masuk sekolahnya, atau bahkan diliburkan. Kita harus lebih serius menangani masalah ini. Jangan sampai Kalteng terkenal dengan asap," harap Hadi. (Bob/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya