Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah daerah masih berstatus darurat kabut asap. Setidaknya ada 6 gubernur yang mengklaim, wilayahnya masih siaga darurat kabut asap.
Keenam daerah itu, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Untuk menanggulangi masalah ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun mengeluarkan 4 strategi operasi darurat kabut asap.
Apa saja strateginya?
"Strategi pertama dilakukan dari udara dengan hujan buatan dan pemboman air," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan tertulisnya pada Minggu (6/9/2015).
Untuk strategi pertama ini, BNPB mengerahkan 3 pesawat Casa 212 untuk hujan buatan di Riau, Sumsel, dan Kalbar. Total ada 115 ton garam yang disebar di awan Riau, 40 ton di Sumsel, dan 22 ton di Kalbar.
Sementara itu, 13 helikopter juga dikerahkan untuk pemboman air. Yakni 3 unit helikopter di Riau, 2 unit di Sumsel, 2 di Jambi, 2 di Kalbar, 2 Kalteng, dan 1 di Kalsel.
"Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengerahkan 1 pesawat air tracktor di Riau. Jutaan liter telah dijatuhkan di titik api," tulis Sutopo.
Sementara strategi yang ke-dua, yakni pemadaman di darat oleh tim gabungan dari BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri, dan masyarakat. "Di tiap provinsi lebih dari 1.500 personel dikerahkan memadamkan api."
Strategi ke-tiga, yakni operasi penegakan hukum oleh Polri dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Polri, kata dia, telah menindak 39 kasus kebakaran hutan di Sumatera sepanjang tahun ini.
"Penegakan hukum akan lebih ditingkatkan dengan mengerahkan personil Polri dan PPNS memburu pembakar. Aparat TNI disebar untuk melakukan patroli dan menjaga daerah-daerah yang sering dibakar," papar dia.
Sedangkan strategi yang terakhir, yakni pelayanan kesehatan dan sosialisasi.
Dia menuturkan, semua kapolda di 6 provinsi yang terbakar telah mengeluarkan maklumat pelarangan membakar hutan dan lahan. Ribuan masker pun telah dibagikan kepada masyarakat.
Berdasarkan data sementara di Sumsel ada 22.555 jiwa menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan di Riau 1.002 jiwa. (Ndy/Mut)
Energi & Tambang