Banyak Rahasia Negara, Uji Kelayakan Calon Dubes Digelar Tertutup

Anggota Komisi I DPR lainnya, Nurhayati Assegaf menyayangkan banyaknya calon dubes dari nonkarier.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 16 Sep 2015, 01:02 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2015, 01:02 WIB
Mahfudz Siddiq Terpilih Jadi Ketua Komisi I DPR
Fadli Zon (kanan) memberikan palu sidang kepada Ketua Komisi I terpilih Mahfudz Siddiq (kedua kanan), Jakarta, Rabu (29/10/2014) (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi I DPR melakukan fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan secara tertutup hari ini, kepada 33 calon Duta Besar (Dubes) RI yang diajukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan, tertutupnya uji kelayakan ini terkait kerahasiaan kinerja para calon dubes.

"Tertutup karena beberepa visi misi bersifat rahasia. Rahasia dubes rahasia negara. Belum saatnya dibuka ke publik," kata Tantowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Politikus Partai Golkar ini menerangkan, dalam prosesnya Komisi I menguji 3 hal. Yakni wawasan politik, kecakapan komunikasi politik, dan kecakapan lain seperti latar belakang organisasi.

"Komisi I memberikan waktu sekitar 3 jam untuk proses presentasi calon dubes dan fit and proper test oleh anggota," terang Tantowi.

14 Calon Dubes Non-Karier

Sementara anggota Komisi I DPR lainnya, Nurhayati Assegaf menyayangkan banyaknya calon dubes dari nonkarier.

"Ada sekitar 14 orang dari 33 calon duta besar yang nonkarier," kata dia.

Menurut Nurhayati, 14 calon dubes ini mempunyai latar belakang politik dan sebagainya. Karena itu, dia berharap para calon dubes nonkarier ini mempunyai kapasitas dan kapablitas yang diharapkan.
‎
Terkait apakah 14 calon dubes nonkarier ini layak atau tidak? Politisi Partai Demokrat ini enggan mengomentarinya. "Hak preogatif Presiden mengajukan itu. Kita hanya melakukan fit and proper test, nanti kita akan beri catatan bila memang tidak layak pada presiden," ujar dia.

Nurhayati mengingatkan, sebetulnya calon dubes karier sudah disiapkan oleh negara sejak lama. ‎Maka itu, dia berharap pemerintah juga bisa memikirkan masalah ini.

"Anggaran pendidikan bagi mereka besar. Itu ada dianggarkan Kementerian Luar Negeri. Mereka berkarier lama di sana dan mempunyai cita-cita menjadi duta besar. Kalau enggak jadi dubes, mau di kemanakan mereka?" tanya dia.

Nurhayati menegaskan, tugas utama calon dubes adalah mewakili Indonesia di luar negeri, atau menjadi kepanjangan tangan pemerintah.

"Melindungi WNI, menjadikan kepanjangan tangan pemerintah. Apalagi sekarang presiden terus mencoba menarik investor dan menjadikan keragaman Indonesia dengan mayoritas muslim sebagai ikon," tandas Nurhayati.
‎
Uji kelayakan calon dubes dibagi 3 sesi. Sesi pertama uji kelayakan calon Dubes RI untuk Mesir Helmi Fauzi, calon Dubes RI untuk Ekuador Diennaryati Tjokori Suprihatono, dan calon Dubes RI untuk Republik Namibia dan Angola Eddy Basuki.

Sesi kedua, uji kelayakan kepada calon Dubes RI untuk Republik Singapura IG Ngurah Swajaya, calon Dubes RI untuk Republik Islam Pakistan Iwan Suyudhie Amri, dan calon Dubes RI untuk Belanda I Gusti Agung Sakapuja.

Sesi ketiga, Komisi I akan menguji calon Dubes RI untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis, calon Dubes RI untuk Republik Sosialis Vietnam Ibnu Hadi, dan calon Dubes RI untuk Azerbaijan H Husnan Bey Fananie. (Rmn/Ans)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya