Liputan6.com, Jakarta - PT Victoria Securities Indonesia (PT VSI) sebagai pemohon, dalam sidang praperadilan kedua yang beragendakan pembacaan replik oleh pemohon atas jawaban dari Kejaksaan Agung (Kejagung), membantah seluruh jawaban Kejagung.
Berdasarkan berkas replik yang diterima Liputan6.com, Senin (21/9/2015), di nomor 26 PT VSI menyatakan penggeledahan yang dilakukan Kejagung adalah tindakan salah alamat. Hal itu diungkapkan pemohon dengan dasar surat penetapan pengadilan tindak pidana korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat nomor 28/PEN PID SUS/TPK/VIII/2015/PN JKT PST tanggal 3 Agustus 2015.
"Karena berdasarkan Penetapan Penggeledahan No 28, yang seharusnya digeledah adalah Kantor Victoria Securities International Corporation yang terletak di Panin Bank Center lantai 9, dan Kantor PT Victoria Securities Gedung Panin Bank lantai 2, Senayan, Jakarta Selatan," demikian bunyi replik pemohon.
Dalam kesempatan berbeda, hal tersebut dibantah pihak Kejagung seusai menjalani persidangan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Kejagung menyatakan masih ada keterkaitan antar perusahaan yang membuat pihaknya menggeledah kantor PT VSI di Panin Tower lantai 8, Senayan, Jakarta Pusat.
"Nah itu perlu dicatat. Antara VSI yang katanya beda, pengurusnya yang di Halim pernah juga menjadi direktur Victoria Securities. Jadi sangat ada hubungannya," ujar Kejagung yang diwakili oleh Firdaus Dewilmar di PN Jakarta Selatan.
Selain itu, pihaknya membantah replik, di mana pihak pemohon menyatakan Kejagung tidak ada kepentingan di balik penggeledahan yang dilakukan Kejagung.
"Kalau seandainya PT VSI merasa tidak ada kepentingan, kenapa kantor yang kita geledah ada 2 (perusahaan) di dalamnya? Kenapa Victoria Investama tidak mengajukan keberatan juga? Ini menunjukan bahwa kami bukanlah salah geledah," tanya Firdaus.
Dengan yakin Kejagung memaparkan kalau penggeledahan pihaknya dilakukan sesuai prosedur dan dengan keadaan mendesak. Hal itu sekaligus menampik sanggahan bahwa pemohon menilai Kejagung melakukan penggeledahan di luar keadaan mendesak.
"Dan satu lagi yang terpenting, ini tindakan lanjutan. Bahwa VSIC dan VSI sudah pindah. Kami bergerak dari Sudirman setelah diberitahu satpam, disaksikan juga oleh teman-teman wartawan. Justru kalau kita balik lagi, minta izin lagi, bisa dinilai sebaliknya (tidak mendesak)," pungkas Firdaus.
PT VSI adalah perusahaan yang pernah membeli cessie milik PT Adistra Utama dari BPPN pada 1998. Saat itu, Cessie PT Adistra dilelang oleh BPPN karena tidak sanggup membayar utangnya kepada Bank Tabungan Negara (BTN) Rp 469 milliar. Alih-alih dibeli dengan harga tinggi, cessie milik PT Adistra ternyata hanya ditebus Rp 26 milliar oleh PT VSI. (Rmn/Mar)
Disebut Salah Geledah PT VSI, Begini Tanggapan Kejagung
Kejagung menyatakan masih ada keterkaitan antar perusahaan yang membuat pihaknya menggeledah kantor PT VSI di Panin Tower.
diperbarui 22 Sep 2015, 00:37 WIBDiterbitkan 22 Sep 2015, 00:37 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kapolda Metro Jaya Rotasi Besar-besaran Kasat hingga Kapolsek, Ini Daftarnya
Pemkab Banyuwangi Gelar Pelatihan Kepemimpinan Welas Asih untuk Ratusan Kepala Sekolah
KAI Logistik Komitmen Cegah Perubahan Iklim, Begini Caranya
Link Live Streaming Piala Super Spanyol 2024 Real Madrid vs Barcelona, Senin 13 Januari 2025 Pukul 02.00 WIB
[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Flu Burung dalam Surat Edaran Kementerian Kesehatan
VIDEO: Kebakaran Hebat di Los Angeles, 10 Orang Tewas dan 12 Ribu Bangunan Ludes
Aktor Sandy Permana Ditemukan Bersimbah Darah di Pinggir Jalan, Meninggal Dunia Dibawa ke RS
Resep Balado Telur: Hidangan Lezat dan Mudah Dibuat
5 Cara Ini Diklaim Bisa Hindari Anda dari Kesialan di Tahun Ular Kayu 2025
VIDEO: Cak Imin Prihatin Siswa Dihukum Duduk di Lantai karena Belum Bayar SPP: Kita Cari Solusi
Patrick Kluivert Ungkap Gaya Bermain Timnas Indonesia, Lini Pertahanan Saat Ini Kuat
Kepribadian Zodiak Cancer: Karakter Unik Si Penyayang