Liputan6.com, Jakarta - Kabut asap yang timbul akibat kebakaran hutan yang melanda Sumatera dan Kalimantan sejak beberapa bulan terakhir, masih belum dapat ditanggulangi. Warga masih kesulitan mendapatkan udara bersih yang merupakan kebutuhan manusia untuk bernapas akibat kabut asap ini.
Tidak hanya mengganggu aktivitas, sejumlah penyakit pernapasan juga mulai menyerang warga, khususnya bagi anak-anak yang masih rentan. Bahkan sudah ada korban jiwa karena asap ini.
Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Zainal Abidin mengatakan, kabut asap ini akan paling berdampak bagi penderita penyakit jantung.
Sementara bagi manusia yang terus mengisap udara tidak sehat ini, penyakit semacam ISPA, bronkitis, alergi, dan iritasi mata akan mudah menjangkit.
"Sebetulnya 2 tahun yang lalu kita di IDI, sudah pernah membukukan sikap pandangan profesi terhadap asap akibat kebakaran hutan. Penyakit jantung juga akan diperparah dengan asap ini. Begitu pula penyakit-penyakit yang lain," ujar Zainal dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (10/10/2015).
Pada kesempatan itu, Zainal menganjurkan sejumlah langkah untuk masyarakat yang berada di wilayah terkena dampak kabut asap.
Pertama, kata Zainal, masyarakat harus membatasi aktivitas di luar ruangan. Jika terpaksa berada di luar, dianjurkan selalu menggunakan masker, kacamata, dan penutup kepala.
"Kedua, perbanyak minum air putih, 2 liter sehari. Untuk yang punya sakit jantung dan paru-paru harus sediakan obat penyakit tersebut. Perilaku hidup sehat, cuci tangan, cegah polusi masuk ke rumah.
Langkah terakhir, kata Zainal, yakni biasakan mencuci makanan atau buah dan sayur yang akan dikonsumsi. Periksakan kesehatan ke dokter secara dini ketika mengalami hal yang mengganggu.
Selain kepada masyarakat, Zainal juga menganjurkan pemerintah agar memperkuat koordinasi dan meningkatkan fungsi pemerintah daerah. Jika dirasa tidak mampu, Presiden harus segera mengambil alih.
"Penanganan asap itu lambat dan gagal. Tecermin kurangnya koordinasi dari semua lini. Kemenkes juga. Karena selama ini yang diberdayakan puskesmas. Seberapa besar teknologi puskesmas untuk menangani asap ini," pungkas Zainal. (Dms/Sun)*
IDI: Penanganan Kabut Asap Lambat dan Gagal
IDI menganjurkan pemerintah agar memperkuat koordinasi dan meningkatkan fungsi pemerintah daerah.
diperbarui 10 Okt 2015, 14:33 WIBDiterbitkan 10 Okt 2015, 14:33 WIB
Sejumlah narasumber mengenakan masker saat menjadi pembicara dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (10/10/2015). Diskusi tersebut membahas kabut asap dari kebakaran hutan yang semakin pekat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menteri Ara Usulkan Ada Kereta Ekspres di Jalur KRL, Buat Apa?
100+ Nama FB Aesthetic Keren dan Artinya untuk Personal Branding yang Mengesankan
Hasil Quick Count Pilkada Depok, Supian Suri Unggul 53,19 Persen
Klingking Fun, Kejar Promo Pilkada Berupa Voucer Belanja Rp100 Ribu
PPN Naik Jadi 12%, Pengusaha Bakal Dapat Stimulus
Pilkada Jateng: Andika-Hendi Berhasil Unggul dari Luthfi-Taj Yasin di TPS Jokowi
Tips Mengatasi Hidung Tersumbat: Cara Efektif Melegakan Pernapasan
Quick Count Pilgub Jakarta Charta Politika 100%: RIDO 39.25%, Dharma-Kun 10.60%, Pramono-Rano 50.15%
Studi Ungkap Wanita Tidurnya Tak Senyenyak Pria dan Bikin Badan Tak Segar, Ini Alasannya
Cek Fakta: Klarifikasi KPU soal Surat Suara Tercoblos di Pilbup Bandung Barat
11 Nama Potongan Rambut Pria Terpopuler 2024, Panduan Lengkap untuk Gaya Rambut Keren
Catat Tanggalnya, Harga Tiket Pesawat Turun 10% Saat Libur Nataru