Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran yang melanda Pasar Inpres atau Pasar Lontar di Jalan Sabeni, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Minggu 11 Oktober dini hari menghanguskan ratusan kios. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, kebakaran tersebut tidak dilakukan sengaja oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab.
"Enggak (dibakar sengaja). Gila apa kamu? Masak sengaja dibakar?" ujar pria yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota Jakarta, Senin (12/10/2015).
Ahok berencana, agar tidak terjadi lagi kebakaran yang menghanguskan sebagian besar bangunan semi permanen, Pemprov akan mendirikan kios atau pasar menggunakan desain dengan rusun terpadu.
"Kita rencanakan desain di atas pasar itu ada rusun terpadu," jelas dia.
Menurut Ahok, langkah ini juga bisa mengatasi sepinya pembeli, terutama di lantai-lantai paling atas. Mantan Bupati Belitung Timur itu menegaskan, rencana ini baru bisa diterapkan pada tahun depan.
"Pengalaman kita, kalau pasar tradisional dibikin 4 lantai, lantai 3 dan 4 itu sepi karena orang naiknya malas. Nah kalau kita bikin rusun di atasnya kayak mal atau superblock terus pakai lift. Jadi lantai 5 pun mau dagang masih bisa. Harapan itu kita bisa mendorong banyak PKL masuk ke dalam. Tahun depan mau bangun ini," tegas Ahok.
Dia menegaskan, rusun tersebut tidak hanya untuk para pedagang. Rusun terpadu itu, juga bisa ditempati masyarakat DKI Jakarta.
"Buat warga sekitar dan pindahan, tergantung. Umumnya kita ingin pedagang pun tinggal di atas, daripada dia dari luar kota jauh kan banyak kawasan kumuh juga. Tergantung kebutuhan sama ketersediaan," pungkas Ahok.
Dalam kebakaran di Pasar Lontar, 136 dari 402 kios yang sebagian besar adalah kios sayur dan buah-buahan di Blok B dilahap si jago merah. Kepala Pasar Kebon Melati, Fadilah mendapat laporan, kebakaran itu disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik. (Mvi/Mut)