Sikap Mandiri Yuel di TK Sebelum Dibunuh Secara Sadis di Cakung

Eni cukup terkejut sekaligus terkesima melihat Yuel mau menari bersama dengan teman-temannya.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 13 Okt 2015, 11:40 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2015, 11:40 WIB
Ilustrasi Pembunuhan
Ilustrasi Pembunuhan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan ibu dan anak Dayu Priambarita (45) dan Yuel Imanuel (5) di Cakung, Jakarta Timur, masih menjadi misteri. Berbagai informasi dalam barang bukti terus didalami polisi.

Peristiwa pembunuhan ini sangat mengejutkan pihak sekolah Taman Kanak-kanak (TK) tempat Yuel sekolah. Sebab, sebelum ditemukan tewas di rumahnya, Yuel masih sekolah diantar ibundanya.

Wali Kelas Yuel, Erni Kusrini ingat semua kegiatan yang dilakukan bocah 5 tahun itu seharian. Sekilas tidak ada yang berbeda dengan sikap Yuel, tapi ada beberapa perubahan positif yang tidak pernah dilakukan selama 2 tahun di sekolah.

Eni cukup terkejut sekaligus terkesima melihat Yuel akhirnya mau menari bersama dengan teman-temannya. Yuel yang notabene merupakan orang yang pemalu, berani menari di barisan paling depan.

"Tidak biasanya dia mau ikut menari. Sudah gitu paling depan pula. Saya sempat ambil foto dia 3 kali tapi mukanya selalu berpaling," tutur Eni di TK Kasih Ananda V, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (13/10/2015).

Selain itu, Yuel yang dikenal sulit untuk belajar dan selalu mencari ibunya, kini sangat mandiri. Tidak terlihat manja yang biasanya muncul di sekolah.

"Waktu belajar dia alasan ingin main dulu, biarin deh dia main. Enggak lama dia panggil saya terus bilang, 'Bu aku mau belajar," tambah guru Kelas B1 itu.

Makan Sendiri

Tak hanya itu, Eni sangat senang melihat perubahan sikap Yuel saat makan. Biasanya, Yuel selalu mencari sang ibunda saat makan. Akan tetapi, kali ini, dia ikut makan bersama dengan teman-temannya.

"Jumat kemarin itu dia akhirnya mau makan bareng sama teman-teman. Biasanya lari ke ibunya di kantin terus disuapin. Makannya nambah pula," lanjut Eni.

Kenangan-kenangan terakhir di sekolah itu tidak dapat dilupakan oleh Eni. Dia hanya bisa berharap kasus ini segera teruangkap dan pelakunya segera ditangkap.

"Saya sebagai guru hanya bisa berdoa yang terbaik. Semoga kasusnya cepat selesai pelakunya segera ditangkap," tandas Eni.

Jasad ibu dan anak di Cakung, Jakarta Timur ditemukan Kamis 8 September 2015 sekitar pukul 17.30 WIB dalam kondisi mengenaskan. Luka sobek dan bersimbah darah menjadi penyebab kematian kedua korban, dari benda tajam yang diduga digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa keduanya.

Dayu mengalami luka di leher kiri, dagu sebelah kanan, punggung kiri, dada kanan, dan bawah ketiak kanan. Sementara anaknya mengalami luka terbuka di leher.  

Kedua korban ditemukan Heno Pujo Leksono, yang tak lain adalah suami dan ayah korban. Dia menemukan istri dan anaknya sudah tidak bernyawa saat pulang ke rumah. Sebelumnya, Heno sempat curiga karena menemukan pintu pagar rumahnya tidak terkunci. Hingga saat ini kepolisian masih bekerja keras untuk mengungkap pelaku pembunuhan sadis tersebut. (Mvi/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya