Masih Parah, Pemerintah Tambah 15 Pesawat Atasi Kebakaran Hutan

Menko Polhukam mengaku melihat kekeringan masih cukup parah dan hawa panas dan kering masih sangat terasa di Sumatera Selatan.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Okt 2015, 07:27 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2015, 07:27 WIB
Kebakaran Hutan
Sebuah pesawat terlihat menjatuhkan air di titik api, di San Marcos, California, Amerika Serikat , (15/5/2014), (Reuters / mike blake)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk menambah jumlah pesawat terbang yang akan dilibatkan dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, maupun Papua. Keputusan ini dibuat dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi.

Keputusan ini dibuat karena pemerintah menilai kondisi daerah-daerah yang terkena kebakaran hutan dan lahan hingga saat ini masih cukup parah, sehingga diperlukan langkah-langkah masif untuk menangani hal tersebut.

Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan yang terakhir kali melihat kondisi di Sumatera Selatan bersama Willem Rampangilei (Kepala BNPB), Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, mengaku kekeringan masih cukup parah dan hawa sangat panas dan kering terasa sekali.

"Kita naik helikopter, melihat tadi. Tingkat kebakaran masih cukup parah. Dari hasil keliling dengan helikopter selama lebih 1,5 jam di beberapa titik, kami melihat langkah-langkah yang dilakukan harus lebih masif," kata Luhut usai mengikuti rapat terbatas di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa 20 Oktober 2015 malam.

Menurut Luhut, kemungkinan jumlah pesawat ditambah hingga berjumlah 15. "Mungkin kita hitung nanti tepatnya kira-kira antara 10-15. Nanti kita akan minta," lanjut Luhut dikutip dari setkab.go.id, Rabu (21/10/2015).

Dia menambahkan, dengan pengalaman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beberapa tipe pesawat yang akan dipakai untuk mengatasi kebakaran hutan baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, maupun Papua yakni air tractor, pelican, dan BE200 dari Rusia.

"Kalau tiga pesawat ini datang, mungkin kalau bisa kita operasikan di daerah Sumatera Selatan dalam waktu 10 hari ke depan, saya kira akan mampu membatasi keganasan api yang ada di sana," ujar Luhut.

Pesawat Kanada

Kondisi di Kalimantan Tengah, ungkap Luhut, juga mengalami masalah besar. Dia menyebutkan, Kepala BNPB sudah mengirim pesawat tambahan ke provinsi tersebut, tapi masih kurang.

"Memang kita punya pesawat sekarang kurang. Bantuan yang dari luar negeri, dari Australia sudah kembali ke Australia, yang dari Malaysia juga sudah kembali. Tapi untuk Malaysia sudah kita minta lagi, kalau bisa datang lagi," terang Luhut.

Menurut Menko Polhukam, pesawat Pelican Bombardier itu sangat efektif. Pemerintah sudah siap dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya sudah memesan, paling tidak 5 pesawat air tractor sudah datang.

"Kita berharap mungkin 10 pesawat lagi kita dapatkan nanti BE200, dan mungkin juga nanti Pelican Bombardier mungkin bisa 5 atau lebih dari itu. Kita akan coba dari Kanada, Rusia, kita coba dengan Australia atau tempat lain yang bisa memberikan pesawat yang bagus," terang Luhut.

Menko Polhukam Luhut menegaskan, komando penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sejauh ini masih tetap terpadu dan terkendali dengan bagus. TNI dan Polri juga telah melakukan operasi darat. (Sun/Ado)*

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya