Liputan6.com, Jakarta - PT Godang Tua Jaya (GTJ) sebagai pengelola Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang kini jadi sorotan. Pihak swasta yang dipercaya mengelola sampah Jakarta di Bekasi itu dinilai wanprestasi padahal sudah disuntik Rp 400 miliar per tahun.
Dirut PT GTJ Rekson Sitorus menilai, perusahaan yang dipimpinnya tidak pernah menerima uang sebesar itu. Bahkan, lanjut dia, kalaupun ada dana itu, pasti masih dibagi dengan satu perusahaan lain, yakni PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI).
"Kami tidak pernah merasa menerima itu. Saya klarifikasi terhadap keuangan kita, bahwa tidak pernah melebihi Rp 200 miliar itu pun untuk 2 badan usaha. Kalau Pak Gubernur bilang kita menerima Rp 400 miliar itu fitnah, bohong," jelas Rekson saat dikonformasi, Senin (26/10/2015).
Uang yang diterima oleh PT GTJ juga masih harus dibagi kepada Pemkot Bekasi sebesar 20% dalam bentuk kompensasi. Belum lagi pajak-pajak yang harus dibayar perusahaan kepada negara.
"Angka ini muncul dan berulang kali terus menerus Ahok ucapkan, bahwa beliau memberikan Rp 400 miliar ke kami. Tapi faktany itu tidak pernah," lanjut dia.
Menurut Rekson, uang yang diterima perusahaan sesuai dengan jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang. Sehingga Rp 200 miliar itu pun tidak tetap jumlahnya.
"Karena kita pakainya harga satuan. Jadi setiap Jakarta mengirim sampah, dihitung per ton-nya sekian rupiah, itu yang diatur di dalam kontrak. Tidak ditetapkan Rp 400 miliar, tidak seperti itu," tutup Rekson. (Dms/Mut)
Dirut PT GTJ: Pemprov DKI Kasih Rp 400 M untuk Sampah itu Fitnah
PT Godang Tua Jaya (GTJ) sebagai pengelola Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang kini jadi sorotan.
diperbarui 26 Okt 2015, 18:09 WIBDiterbitkan 26 Okt 2015, 18:09 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ini 5 Gunung di Dunia yang Dihormati dan Dianggap Tempat Suci
Baca Al-Qur’an Berpahala, tapi jika Seperti Ini Tergolong Maksiat Kata Buya Yahya
Banjir Rob Terjang Pesisir Tablolong NTT, Ribuan Warga Mengungsi
Baru Sadar setelah Salam Ternyata Jumlah Rakaat Sholat Kurang, Bagaimana Buya Yahya?
Asal-usul Reog Ponorogo yang Awalnya Sindiran untuk Raja Majapahit
Polisi Gandeng KNKT dan ATPM Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi 2
Cara Planet Saturnus Menyelamatkan Bumi dan Tata Surya
Ketua DPR dan Parlemen Italia Sepakat untuk Tingkatkan Hubungan Diplomatik
Jika Ketemu Orang Tidak Sholat Jangan Disuruh Sholat, tapi Begini Caranya Kata Buya Yahya
Cerita tentang Cagar Alam Mutis Timau, Ibu Pemberi Kehidupan Pulau Timor
7 Pemain yang Bersinar usai Tinggalkan Manchester United, Berikutnya Marcus Rashford?
DPR Bisa Rekomendasikan Copot Kapolri hingga Pimpinan KPK, Bentuk Intervensi?