Kabut Asap Sumatera, Ancam Penyeberangan Selat Sunda

Asap sudah mulai memasuki Kota Cilegon, Banten.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 27 Okt 2015, 06:26 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2015, 06:26 WIB
20150715-Kepadatan Pemudik di Merak-Banten
Suasana antrian pemudik memasuki kapal Ferry tujuan Pelabuhan Bakauheni, Lampung di Pelabuhan Merak, Banten, Rabu, (15/7/2015). Total pemudik yang menyebrang 124.606 pemudik, 9.860 roda empat, 19.197 roda dua. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Cilegon - Akibat 5.000 hektare luas hutan Way Kambas di Lampung terbakar, asap kini mengganggu jalur penyeberangan di Selat Sunda, khususnya dari Pelabuhan Bakauheni-Lampung menuju Pelabuhan Merak-Kota Cilegon, Banten.

"Hari ini kami sudah mengeluarkan surat (edaran) kepada seluruh nakhoda untuk kapal-kapal penyeberangan yang ada di sini, untuk mewaspadai jarak pandang yang mulai terganggu," kata General Manager PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, Yanus Lentanga, Senin 26 Oktober 2015.

Pihak ASDP Merak meminta agar para nakhoda selalu mengaktifkan alat navigasi kapal selama penyeberangan dari Pelabuhan Bakauheni Lampung menuju Pelabuhan Merak-Kota Cilegon guna menghindari hal yang tak diinginkan.

"Bila jarak pandang sudah tidak seperti biasanya, kami imbau agar seluruh alat fungsi navigasi diaktifkan, di samping juga dilakukan pengamatan secara manual," terang Yanus.

Yanus menuturkan, kondisi kabut asap mulai parah, tak hanya menyelimuti perairan di Selat Sunda, tapi sudah mulai memasuki Kota Cilegon, Banten.

"Memang dari kemarin, terutama hari ini sudah dirasakan. Perih di mata sekarang ini, mungkin karena kabut asap yang terjadi," kata dia.

Kebakaran hutan melanda Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung, dengan luas 5.000 hektare. Kebakaran tersebut terjadi pada rentang waktu Mei hingga Oktober 2015 yang terjadi di semua seksi kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK).

Wilayah hutan TNWK itu meliputi Seksi I Way Kanan, Seksi II Way Bungur, dan Seksi III Way Penet. Adapun yang masih terbakar hingga kini berada di seksi III Way Penet yang membakar lahan gambut. (Mvi/Ali)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya