Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menangani dampak gempa 6,2 SRÂ di wilayah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gempa tersebut terjadi pada Rabu 4 November 2015 pukul 10.44 WIB dengan kedalaman 89 km.
"Ratusan rumah mengalami kerusakan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB‎ Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Berdasarkan laporan dari Tim Reaksi Cepat BNPB, hingga pukul 19.00 WIB, jumlah korban luka mencapai 3 orang. Mereka terdiri dari 1 luka ringan dan 2 luka berat.‎
‎‎
"1 luka ringan di desa Maritaing, Kecamatan Alor Timur, dan 2 luka berat di desa Maritaing dan Desa Subo," jelas dia.
Advertisement
Sutopo merinci rumah warga yang mengalami kerusakan ringan. Yaitu, 612 unit rumah di Kecamatan Alor Timur, 3 unit di Kecamatan Alor selatan, 33 unit di Kecamatan Alor Timur laut, 1 unit di Kecamatan Lembur, dan 10 unit di Kecamatan Teluk Mutiara serta 8 unit di Kecamatan Alor tengah utara.
"Rumah rusak berat yaitu 259 unit di Kecamatan Alor Timur, 1 unit di Kecamatan Alor selatan, 20 unit di Kecamatan Alor timur laut, 3 unit di Kecamatan Lembur," imbuh dia.
Sedangkan fasilitas pendidikan yang mengalami rusak berat usai digoyang lindu tersebut adalah 10 unit di Alor timur. Rusak ringan ada 1 di Alor Selatan.
"Fasilitas Kesehatan yang rusak berat berjumlah 10 unit di Alor Timur. Untuk fasilitas ibadah yang rusak berat 19 di Alor Timur, dan 1 di Alor timur laut," ujar dia.
Untuk fasilitas ibadah yang mengalami kerusakan ringan yaitu 5 unit di Alor timur, dan 2 di Alor tengah utara. Upaya yang telah dilakukan BNPB yaitu telah mendata kerusakan akibat dengan melibatkan SKPD di Kabupaten Alor.
Membuka posko lapangan di 7 lokasi. Yaitu 4 pocko di Kecamatan Alor timur, 2 posko di Kecamatan Alor selatan, 1 posko di Kecamatan Alor timur laut, dan Posko Tanggap Darurat di Kabupaten Alor
"Kami juga menyusun struktur organisasi Tanggap Darurat," tukas Sutopo. (Ali/Ron)
Â