Tips Hadapi Puting Beliung Saat Musim Pancaroba

Berdasarkan data BNPB sementara sejak 30 Oktober hingga 21 November 2015, telah terjadi 46 puting beliung.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Nov 2015, 20:39 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2015, 20:39 WIB
Seramnya Penampakan Puting Beliung Api
Intsitas panas yang luar biasa dapat membuat gelombang panas berpilin menjadi puting beliung api.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar wilayah di Tanah Air saat ini mengalami musim pancaroba atau musim peralihan. Kondisi ini menyebabkan cuaca mudah berubah secara cepat. Ancaman yang harus diwaspadai selama musim pancaroba di antaranya adalah puting beliung.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan ciri-ciri datangnya puting beliung.  

"Kejadian puting beliung berlangsung pada siang hingga sore. Puting beliung umumnya ditandai dengan hembusan angin yang kuat atau kencang, hujan lebat yang datang secara tiba-tiba dengan durasi pendek (0,5-1 jam), dan lokasi kejadian hujan lokal atau sporadis," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/11/2015).

Menurut Sutopo, tanda-tanda sebelum puting beliung antara lain, udara terasa panas dan gerah, awan cepat terjadi partumbuhan dan tiba-tiba gelap, dan angin dingin mulai berhembus kencang, kilat, dan petir.

Upaya yang perlu dilakukan, kata Sutopo, di antaranya menghindari struktur benda-benda yang mudah tumbang oleh hembusan angin, memangkas ranting atau daun rimbun pohon yang rapuh.

"Lalu menguatkan bangunan dan memperkuat ikatan atap rumah yang tidak permanen (atap asbes, seng, daun)," sambung dia.


46 Kejadian

Sutopo menyebutkan, berdasarkan data BNPB sementara sejak 30 Oktober hingga 21 November 2015, telah terjadi 46 puting beliung.

"Puting beliung ini menyebabkan 4 orang tewas, 8 orang luka berat, 8 orang luka ringan, 271 rumah rusak berat, 734 rumah rusak sedang, 1.186 rumah rusak ringan, dan puluhan fasilitas umum rusak," ujar dia.

Sutopo menjelaskan, dari 46 puting beliung di daerah berbeda tersebut, yang paling banyak menimbulkan kerusakan di Kabupaten Bogor pada 30 Oktober 2015. Bencana alam itu menyebabkan 104 rumah rusak berat, 395 rumah rusak sedang, dan 608 rumah rusak ringan.

"Begitu juga di Ngawi, Jawa Timur pada 17 November 2015, menyebabkan 20 rumah rusak berat, 5 rusak sedang, dan 165 rusak ringan," sambung dia.

Sedangkan puting beliung yang menerjang Dusun Kacetan, Desa Ngargosoko, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang pada 20 November 2015 sore, kata Sutopo, menyebabkan 124 rumah rusak. Yakni 30 rusak berat, 50 rusak sedang, dan 44 rusak ringan.

Sutopo menambahkan, musim pancaroba diperkirakan akan berlangsung hingga awal Desember mendatang. (Rmn/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya