Cara Indonesia Tangkal Serangan Model Baru ISIS

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mengungkapkan, ISIS menggunakan model baru untuk menyerang negara-negara yang membencinya.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 22 Nov 2015, 19:45 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2015, 19:45 WIB
Kelompok Peretas Ini Menyatakan Perang Melawan ISIS
Kelompok peretas (hacker) yang dikenal dengan nama 'Anonymous' menyatakan perang terhadap ISIS setelah serangan teror di Paris.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya paham radikalisme. Termasuk terhadap segala bentuk ancaman penyerangan yang dilancarkan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris mengungkapkan, ada model baru penyerangan yang dilakukan ISIS terhadap negara-negara yang membencinya. Mereka melancarkan aksinya melalui simpatisannya yang berada di negara-negara tersebut.

Setelah serangan teror Paris di akhir pekan lalu, kelompok peretas 'Anonymous' membeberkan sekitar 5.000 akun Twitter terduga ISIS.

"Seperti yang saya katakan kemarin di media, itulah model baru, serangan pendukung ISIS. Karena kalau mereka yang melakukan serangan balik akan kalah dengan Rusia, Prancis, dibombardir mereka di sana (Irak dan Suriah)," ucap Irfan saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Minggu (22/11/2015).

"Hanya dengan cara itu mereka melakukan serangan balik. Karena di sana mereka sudah habis kan. Juga orang yang mau berangkat ke sana kan terbatas. Jadi tidak mengherankan, dia (ISIS) mau serang negara-negara yang membenci dia," imbuh Irfan.

Pengamanan Fisik dan Ideologi

Irfan mengungkapkan, ada 2 hal yang perlu ditekankan untuk menangkis serangan model baru itu. Yakni dengan pengamanan fisik dan pengamanan ideologi.

Pengamanan fisik dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, terutama di tempat-tempat vital. Sementara pengamanan ideologi dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak mudah terpengaruh dengan paham-paham radikalisme yang menjual nama agama.

"Ideologi kita sebagai negara kesatuan harus dipertahankan. Jangan ada narasi-narasi bersifat radikal. Saya kira sosialisasi harus diperbanyak dari media sosial. Info-info ancaman itu kan juga banyak dari media sosial," tandas Irfan Idris.

ISIS Ancam Indonesia

Sebelumnya beredar kabar Indonesia menjadi salah satu target penyerangan kelompok radikal ISIS. Informasi itu berasal dari kelompok hacker atau peretas Anonymous, OpParisIntel, yang meretas situs forum komunikasi ISIS. Terungkap pula ISIS akan menyerang negara lain, yakni Amerika Serikat, Italia dan Lebanon. Penyerangan itu akan dimulai pada hari ini atau Minggu 22 November 2015.

Anonymous menjadi salah satu hacker paling dikenal saat ini serangannya terakhir ditujukan pada Pemerintah Israel. Siapa mereka?

Pada serangannya ke Indonesia, ISIS berencana menyerang komunitas Al-Jihad dan komunitas One Day One Juz. Menurut sebuah komunitas di Reddit, Al Jihad adalah sebuah masjid di Karawang, Jawa Barat. Sedangkan, One Day One Juz adalah komunitas pengajian online yang menyemangati anggotanya untuk membaca Alquran setidaknya 1 juz tiap harinya.

Perang Cyber

Anonymous dan kelompok cyber yang dimiliki ISIS telah melancarkan cyber war atau perang dunia maya semenjak kelompok teroris tersebut menyerang Kota Paris, Prancis pada 13 November lalu. Grup peretas mengatakan, mereka telah berhasil membekukan 5.000 akun Twitter milik ISIS.

Sejak penyerangan majalah satir Charlie Hebdo di Paris pada Januari 2015, 'perang' serupa juga berlangsung. Anonymous mengklaim berhasil menutup 149 website, 101.000 akun Twitter dan menghapus 5.900 video propaganda milik ISIS.

Indonesia Tetap Waspada

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap ancaman ISIS. Dia mengatakan, sejauh ini Indonesia aman dari target serangan ISIS. Hanya saja, pemerintah tetap waspada.

"Sejauh ini belum ada ancaman. Tapi saya garis bawahi, tidak ada satu negara pun yang imun dari serangan (ISIS). Kita sudah melakukan langkah-langkah untuk antisipasi dan jaga," kata Luhut di Jakarta, Kamis 19 November 2015. (Ans/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya