Liputan6.com, Jakarta - Otoritas keamanan Malaysia di Kuala Lumpur dikabarkan sempat menahan 36 WNI yang hendak berangkat ke Teheran, Iran lantaran diduga simpatisan ISIS. Tak terbukti, maka para WNI itu dibebaskan untuk melanjutkan perjalanan ke Iran.
Terkait hal ini, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat untuk tak khawatir terhadap ancaman ISIS. Luhut mengatakan, pemerintah serius menangani masalah terorisme.
"Kami sedang bekerja serius mengenai itu. Itu (upaya konter teroris) juga sudah pernah kita bahas di Australia," ujar Luhut di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2015).
"Sejauh ini belum ada ancaman. Tapi saya garis bawahi, tidak ada satu negara pun yang imun dari serangan (ISIS). Kita sudah melakukan langkah-langkah untuk antisipasi dan jaga," imbuh dia.
Baca Juga
Luhut menegaskan, sejauh ini Indonesia aman dari target serangan ISIS. Kendati begitu, pemerintah tetap akan waspada.
Sejumlah langkah antisipasi dilakukan untuk mencegah masuknya ISIS ke Indonesia. Upaya itu salah satunya dilakukan dengan memonitor aktivitas masyarakat secara ketat. Juga melibatkan peran polisi dan Badan Intelijen Negara (BIN).
"Semua terintegrasi. Sharing intelijen kita lakukan dengan ketat," papar Luhut.
Selain menangkal penyebaran paham radikal dan aksi teror ISIS. Pemerintah juga tetap konsentrasi menangani teroris di Tanah Air, salah satunya kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
Untuk menangani persoalan teroris ini, Luhut memastikan, Indonesia tak membutuhkan bantuan negara lain. Termasuk Amerika Serikat.
"Enggak perlu koordinasi dengan Amerika. Kita mampu mengatasi sendiri," tandas Luhut. (Ndy/Ans)