Panglima TNI: Mayor Jhon Tewas Saat Patroli Persiapan Pilkada

Serangan itu membuat Jhon yang juga seorang pendeta itu terkena tembakan. Sementara 2 anak buahnya berhasil menceburkan diri ke sungai.

oleh Oscar Ferri diperbarui 04 Des 2015, 23:30 WIB
Diterbitkan 04 Des 2015, 23:30 WIB
Kejuaraan Dunia Karate Junior, Cadet dan U-21
Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, memberi sambutan dalam Pembukaan Kejuaraan Dunia Karate Junior, Cadet dan U-21 di Indonesia Convetion Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Tangerang, Kamis (12/11/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota penghubung Komando Daerah Militer (Kodam) XVII Cendrawasih Mayor Inf Jhon de Fretes‎ tewas ditembak kelompok separatis dari Organisa‎si Papua Merdeka (OPM) di Memberamo Raya, Papua.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, ‎Jhon bersama 2 anak buahnya saat itu tengah memantau lokasi di Memberamo Raya, terkait persiapan penyelenggaraan pilkada yang akan dimulai 9 Desember 2015 mendatang.

"(Jhon) berkoordinasi dengan Kapolres untuk meninjau tempat persiapan pilkada. Lalu diserang orang tak dikenal dan meninggal pada Senin 30 November lalu," ujar kata Gatot di Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (4/12/2015).

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu menjelaskan, rombongan Jhon dan Kapolres berangkat dari tempat berbeda, tapi dengan waktu yang sama. ‎Namun, rombongan Jhon sudah lebih dulu sampai di lokasi.

"Kapolres (telat) karena ada penutupan jalan di sana. Jhon sudah sampai duluan. Kemudian ada tembakan‎ (diserang)," kata mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) itu.

 

Pendeta dan Percaya Diri

Serangan itu membuat Jhon yang juga seorang pendeta itu terkena tembakan. Sementara 2 anak buahnya berhasil melarikan diri setelah menceburkan diri ke sungai.

‎"Mayor Jhon kita kenal sebagai prajurit yang percaya diri, karena dia merasa umatnya juga. Dia bilang, jangan tembak, saya pendeta. Tahu-tahu ada tembakan-tembakan. Jhon ketembak. Yang 2 orang masuk sungai, mereka bisa melarikan diri dan melaporkan ke yang lain," kata Gatot.

Gatot juga menuturkan, pihaknya telah menaikkan pangkat Jhon menjadi Letkol Anumerta sebagai penghargaan. Saat bertugas, Mayor Jhon juga berperan sebagai perwira Bina Intelijen (Bintel) Kristen.

"Jadi Mayor dinaikan ke Letkol Anumerta. Mayor Jhon ini adalah perwira Bintel Kristen kemudian di daerah Membramo merupakan daerah dia biasa berceramah," kata Gatot.

3 Prajurit TNI yang merupakan anggota‎ Komando Daerah Militer (Kodam) XVII Cendrawasih diserang sekolompok OPM di kawasan Memberamo Raya, Papua, Senin 30 November 2015.

Mereka yakni Mayor Inf Jhon de Fretes bersama 2 anak buahnya, Kopda Simon Sopakhua dan Kopda Alfan‎.

Peristiwa penyerangan disertai penembakan itu terjadi ketika Kodam Cendrawasih mengirim 3 perwira penghubung tersebut ke wilayah yang tak memiliki komando distrik militer (Kodim). Pengiriman tugas itu untuk memantau daerah tersebut.

Akibat peristiwa itu, 1 prajurit atas nama Mayor Inf Jhon De Fretes tewas usai ditembus timah panas oleh kelompok bersenjata tersebut.‎ Sementara 2 lainnya selamat, meski Kopda Simon diketahui mengalami luka akibat terkena anak panah dari kelompok tak dikenal tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya