Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah gencar menertibkan parkir liar di sejumlah ruas jalan ibu kota. Hanya, muncul suara sumbang yang menyebut ada tebang pilih dalam penindakan parkir liar tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku sudah mendengar keluhan diskriminasi tersebut. Orang nomor 1 di Jakarta ini menyatakan, itu bukan diskriminasi, tapi skala prioritas.
"Jadi kita tidak menarik parkir yang tidak menyebabkan kemacetan, kita tidak tebang pilih. Sama kaya kita gusur terpaksa buat waduk atau buat sungai. Sama juga, PKL kami gusur karena tutupi saluran air, parkir juga sama. Selama perumahan tak menyebabkan kemacetan kita enggak tega," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Baca Juga
Dengan segala keterbatasan, Ahok menyatakan cara ini paling mudah dan efektif dalam penertiban. Sehingga hasilnya tetap baik.
"Yang mau kami singkirkan adalah parkir yang penyumbat motor, pinggir jalan, bukan masalah lebar dan kecil," lanjut dia.
Yang terpenting, sambung Ahok, adalah petugas di lapangan tidak boleh menerima suap dalam bentuk apa pun. Dengan begitu, penertiban tetap bisa berjalan.
"Hanya yang penting jangan main sogok, kalau main sogok akan kami pecat langsung. Ini (mobil derek) ada GPS-nya kan? Jadi bisa dikontrol ini dia berhenti di mana derek di mana keliatan ada CCTV," tutup Ahok.
Advertisement