Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo tampak gerah dengan munculnya kasus pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto, Pengusaha Riza Chalid dan Presdir PT Freeport Indonesia.
Karena dianggap sebagai penghinaan terhadap kepala negara, Tjahjo meminta Jokowi agar memaklumi bila banyak menteri yang 'pasang badan' membela.
‎"Saya menyampaikan ke Bapak Presiden, ya mohon maaf kalau para menteri sebagai pembantu bapak mengambil sikap. Bukan sikap dalam konteks siapa kawan siapa lawan, tapi dalam konteks mengingatkan. Apa pun Pak Jokowi adalah lambang negara," ujar Tjahjo di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa, (8/12/2015).
Baca Juga
Jokowi Tinjau Pengolahan Sampah Plastik Jadi Petasol di Banjarnegara, Tekankan Pentingnya Ekonomi Sirkular
Alasan The Straits Times Masukkan Prabowo Subianto dalam Daftar 10 Pemimpin Bakal Berpengaruh di Tahun 2025
Apa Itu OCCRP? Mengenal Lebih Dalam Organisasi yang Memasukkan Jokowi dalam Daftar Tokoh Terkorup 2024
Baca Juga
Tjahjo menegaskan, sebagai pembantu presiden, dirinya akan loyal dan patuh terhadap apa yang diperintahkan. Bahkan, terang Tjahjo, seorang kepala daerah pun tidak pantas marah setelah ditegur presiden.‎
Terkait beredarkan rekaman percakapan yang menjadi bukti kasus 'Papa minta saham, Tjahjo memaklumi sikap Jokowi yang sangat marah karena namanya dicatut.‎
"Kalau Bapak Presiden sampai mengambil sikap keras, ya harus dipahami. Rakyat saja yang mendukung dan tidak mendukung, beliau sikapnya keras kok. Sudah melecehkan lambang negara. Ini ‎suatu pelajaran yang harus tegas," ucap Tjahjo.
Advertisement