Kisah Penumpang Lion yang Terbang dengan Pintu Tak Tertutup Rapat

Lampu indikator tanda bahaya di pesawat Lion Air itu juga terus berkedip-kedip.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 30 Des 2015, 11:31 WIB
Diterbitkan 30 Des 2015, 11:31 WIB
Pesawat Lion Air
Pesawat Lion Air (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang penumpang Lion Air mencurahkan pengalaman buruknya terbang bersama maskapai tersebut. Ia menyebut saat itu pesawat terbang dengan pintu depan tak tertutup rapat. Hampir celaka.

Kartini Kongsyahyu menuliskan kengerian itu dalam jejaring sosialnya. Pesawat dengan nomor penerbangan GT 926 rute Denpasar (Bali) -Makassar (Sulawesi Selatan) itu seharusnya berangkat pada Minggu, 27 Desember 2015 pukul 21.00 Wita. Namun penerbangan harus tertunda selama 3 jam sebelum akhirnya penumpang dipersilakan naik.

Pramugari berfoto didalam Pesawat Baru Lion Air Boeing 737 800 NG di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (19/8/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pengalaman mencekam itu terjadi setelah beberapa menit pesawat Lion Air meninggalkan landasannya. Kartini mengaku mendengar bunyi gemuruh di pesawat yang ditumpanginya.

"Nah, saat lepas landas mulai terdengar suara aneh. Suara gemuruh keras seperti bunyi 10 vacum cleaner atau 20 hair dryer dinyalakan bersamaan. Awalnya saya pikir bunyi suara hujan, tapi saat saya melihat ke luar jendela, ternyata cuaca agak sedikit berawan dan pesawat agak sedikit berguncang," tulis Kartini dalam akun Facebook-nya yang dikutip Liputan6.com, Rabu (30/12/2015).

"Saya mulai tidak tenang dan curiga. Selama saya traveling tidak pernah sekali pun saya mendengar suara ribut gemuruh seperti itu sebelumnya," ujar dia.

Kembali ke Denpasar

Saat itu, kata dia, awak pesawat mengumumkan jika burung terbang itu akan kembali ke Denpasar karena kerusakan teknis, sementara lampu indikator tanda bahaya juga terus berkedip-kedip.

"Saat mendarat kembali, kami hanya diminta menunggu dalam pesawat selama 20 menit sampai mereka memperbaiki kerusakan dan penerbangan akan dilanjutkan kembali dengan pesawat yang sama," tutur dia.

"Kalaupun tidak, maka akan diganti dengan pesawat Lion Air lainnya dan masih harus menunggu. Waktu itu sudah pukul 2 subuh. Anak saya semua sudah nangis, tertidur tidak jelas arah," ucap Kartini.

Pesawat Lion Air Boeing 737 800 NG tiba di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (19/8/2015). Lion Air kedatangan pesawat ke 150 Boeing 737, Lion Air Group kini telah mengoperasikan 244 unit pesawat berbagai tipe. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Namun Kartini dan keluarga memutuskan untuk tetap turun dari pesawat. Alangkah terkejutnya dia begitu melihat kerusakan yang terjadi.

"Alangkah kagetnya saya saat turun di landasan sudah standby mobil SAR (berarti mereka sudah siap-siap dengan hal yang gawat, kan?). Ternyata kerusakan yang terjadi ada di pintu depan pesawat yang tidak bisa tertutup rapat," tulis Kartini.

"Itulah penyebab suara bising badai yang saya dengar sedari pesawat tinggal landas. Bisa Anda bayangkan kalau tekanan udara kuat, maka bisa membuat kabin pesawat hancur seketika."

Kata Lion Air

Informasi ini tak dibantah oleh pihak Lion Air. Public Relations Manager Lion Air Group, Andy M Saladin, menyatakan, saat peristiwa itu terjadi pilot memutuskan untuk kembali ke Denpasar demi keselamatan penumpang.

Dia mengatakan seluruh penanganan sudah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Lion Air juga melakukan investigasi terkait penyebab kerusakan pada pintu pesawat tersebut.

"Di Denpasar langsung pengecekan. Masih diselidiki, tapi tak ada masalah yang berarti," ujar Andy kepada Liputan6.com ketika dihubungi lewat sambungan telepon.**

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya