Herman Herry: Pengusaha Kecil Harus Saya Bekingi

Pengusaha miras di Kupang, NTT itu dilindungi Herman Herry karena mereka merupakan konstituennya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 05 Jan 2016, 22:07 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2016, 22:07 WIB
miras
Pemusnahan puluhan ribu botol miras ilegal di Makassar, Sulsel, Jumat (22/5/2015) (Liputan6.com/Eka Hakim)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Fraksi PDI Perjuangan, Herman Hery mengaku tidak terima dengan aksi penggerebekan Direktorat Reserse Narkoba Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menyasar pedagang minuman keras (Miras) di Kupang.  

Herman mengaku emosi dan langsung menelepon untuk memarahi Kepala Subdit III Reserse Narkoba Polda NTT, Albert Neno, soal kejadian penggerebekan pada 6-20 Desember 2015 lalu.

Bahkan, Herman juga menegaskan dirinya membekingi sejumlah pengusaha miras di Kupang, NTT. Karena, para pengusaha miras tersebut merupakan konstituennya.
‎
"Pengusaha kecil ya harus saya bekingi. Rakyat yang saya bekingi itu konstituen saya," kata Herman di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/1/2015).

Herman juga menyebut, para pengusaha miras yang terkena operasi cipta kondisi aparat Polda NTT itu memiliki izin usaha. Ia pun mempertanyakan alasan penyitaan sejumlah miras oleh aparat Polda NTT dalam razia tersebut.

"Yang berizin kenapa disita, lalu saya bantu wajar dong," ucap dia.

Sebelumnya, masalah bermula ketika Malam Natal 25 Desember 2015, sekitar pukul 23.00 WIT. Seluruh sanak saudara Albert Neno dari Kupang dan kota sekitar tengah berkumpul bersama dalam perayaan hari besar tersebut.

Namun, malam penuh keriangan itu mendadak berubah setelah dering telepon berbunyi. Putri Albert menyerahkan telepon yang masih berdering itu kepada ayahnya.

Setelah mengucapkan selamat Natal kepada peneleponnya, ia malah mendapatkan makian dari penelepon yang mengaku anggota DPR bernama Herman Herry.

Albert Neno tidak mengerti usaha yang dimaksud orang yang mengaku anggota DPR tersebut. Namun, sepanjang makian meluncur baru dia memahami bila hal itu terkait dengan operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang digelar satuan gabungan Polda NTT, yaitu operasi minuman keras dari 6 hingga 20 Desember 2015.

Tidak hanya itu, orang di balik telepon itu juga menantang Albert Neno untuk datang ke sebuah hotel. "Bawa senjata kamu lengkap, saya habisi kamu," Albert menirukan ancaman yang diterimanya.

"Kamu kasih tahu Dir-mu (Direktur Reserse Narkoba) saya laporkan Propam dan Kapolri, biar kamu dicopot," ujar dia menambahkan.

Dikonfirmasi terpisah, Herman Herry membantah dirinya memaki dan mengumpat AKBP Albert Neno. Bahkan dia menyatakan tidak pernah berkomunikasi dengan Albert Neno.

"Saya tidak pernah marah-marah. Saya pun tidak pernah berkomunikasi," ujar Herman kepada Liputan6.com, Selasa 29 Desember 2015 lalu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya