Ungkap Malapraktik Chiropractic, Dinkes Sarankan Allya Diautopsi

Otopsi merupakan jalan untuk mengetahui penyebab pasti kematian Allysa.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 07 Jan 2016, 14:24 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2016, 14:24 WIB
Chiropractic
Klinik Chiropractic. (Muslim AR/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Koesmedi, menyayangkan sikap keluarga Allya Siska Nadya (33) yang menolak mengautopsi jenazah Allya yang diduga jadi korban malapraktik klinik chiropractic di Pondok Indah. Sebab, dengan otopsi dapat mengetahui penyebab pasti kematian putri mantan pejabat BUMN, Alfian Helmy Hasjim.

"Keluarga juga salah, tidak mau diotopsi, lapornya baru sekarang. Bukan lalu-lalu, kalau lalu-lalu bisa ditemui, apakah malapraktik atau bukan," kata Koesmedi di Balaikota, Jakarta, Kamis (7/1/2016).

Menurut Koesmedi, dalam kondisi sekarang ini bukan tidak mungkin diketahui penyebab pasti kematian Allya. Caranya tentu dengan audit medik.

"Ini harus dilakukan audit medik oleh profesi dalam hal ini KKI. Bisa diaudit mungkin jasadnya harus dibongkar dulu (diautopsi)," imbuh Koesmedi.

Melakukan audit medik bukan mudah dilakukan. Setiap langkah dan tahapan penanganan terhadap pasien akan diperiksa. Audit ini tidak ubahnya seperti pemeriksaan dalam kejadian kecelakaan transportasi.

"Izinnya, alatnya, keterampilan orangnya, lingkungannya semuanya. Kesalahan dalam melakukan tindakan, pasti dokter tidak ada yang mau melakukan kesalahan dalam satu tindakan, tapi karena lingkungannya, ceroboh bisa terjadi makanya penyelidikan tidak bisa sebentar. Paling cepat 6 bulan," terang Koesmedi.

Allysa menghembuskan nafas terakhir Agustus 2015 setelah mengikuti dua kali terapi chiropractic di sebuah klinik di Mal Pondok Indah. Keluarga lalu melaporkan dugaan kematian tidak wajar dalam meninggalnya Allya ke Polda Metro Jaya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya