Liputan6.com, Jakarta - Ratusan orang yang diduga mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Desa Moton, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) terusir, lantaran permukiman mereka dibakar warga Selasa 19 Januari kemarin.
Pemerintah menyebut, ada sekitar 1.117 mantan anggota Gafatar di Kalbar harus dievakuasi, karena penolakan warga sekitar. Mereka akan pulangkan ke kampung halaman masing-masing.
"Saya sudah memerintahkan Dirjen Polpum (Politik dan Pemerintahan Umum), segera koordinasi ke daerah," kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo dalam pesan singkatnya, Rabu (20/1/2016).
"Dan saya sudah koordinasi juga dengan gubernur Kalbar dan jaringan intelijen, terkait pembakaran dan tindakan anarkis mengusir kelompok Gafatar di wilayah Kalbar," sambung dia.
Baca Juga
Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan, Gubernur Kalbar juga telah berkoordinasi dengan TNI-Polri setempat, untuk mencegah dan melokalisir warga. Tujuannya, agar peristiwa itu tak meluas dan dapat dikendalikan.
Tjahjo mengatakan, gubernur Kalbar selaku pimpinan suku Dayak menjamin masyarakat Dayak di Kalbar tidak terlibat, atau ikut campur peristiwa itu. Gubernur Kalbar juga memastikan suku Dayak di Kalbar tidak terprovokasi dan terlibat.
"Menkopolhukam juga sudah koordinasi dengan Panglima TNI dan Kapolri soal itu," ujar dia.
Tjahjo juga meminta pemda dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah menjamin masyarakat setempat, tidak melanjutkan tindakan anarkis.
Sebab, kata Tjahjo, para mantan anggota Gafatar itu harus dibina dengan bantuan aparat dan Satpol PP. Termasuk menjaga keamanan ketenangan daerah.
"Kepala daerah harus turun dan pro aktif. Kemendagri sendiri segera adakan rakor Kesbangpol bersama kepala Satpol PP se-Indonesia minggu depan di Kemendagri," pungkas Tjahjo.