Yenny Wahid: Jangan Intimidasi Gafatar, Ajaklah Berdialog

Menurut Yenny, jika aliran Gafatar dianggap sesat, sebagai sesama warga negara hendaklah tetap memperlakukan mereka dengan baik.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Jan 2016, 22:42 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2016, 22:42 WIB
Yenny Wahid

Liputan6.com, Jakarta - Mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang berada di Pontianak, Kalimantan Barat sudah dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Namun, masih ada yang mengusik perhatian putri kedua KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid.

"Buat saya pribadi, kita harus memastikan bahwa tidak ada warga negara yang keyakinannya diperlakukan dengan kekerasan. Kami mengimbau masyarakat tidak mengintimidasi eks Gafatar. Mereka berhak untuk meyakini apa yang mereka yakini," ungkap Yenny di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/1/2016).

Dia pun berpendapat jika memang ada yang menganggap aliran Gafatar sesat, sebagai sesama warga negara Indonesia hendaklah tetap memperlakukan mereka dengan baik.

"Kita harus mengingatkan mereka (Gafatar) dengan baik karena ajaran agama selalu mengajarkan kita semua untuk mengingatkan orang yang sesat dengan jalan yang baik, bukan dengan intimidasi," ucap Yenny.

"Saya tidak tahu ajaran agama Gafatar seperti apa karena saya belum pelajari, tapi kalau soal sesat atau tidak sesat, orang mau sesat pun bagi saya itu hak mereka, setiap orang bebas mau meyakini seperti apa keyakinan mereka," sambung dia.

Kata Yenny, kita tidak akan pernah bisa meluruskan apa yang salah jika tanpa kemauan dari mereka sendiri. Itu harus dari dalam hatinya sendiri yang terbuka.

"Tidak bisa intimidasi, harus dengan pendekatan yang manusiawi. Dengan pendekatan psikologis, diajak bicara baik-baik, berdialog, ditanya kenapa mereka sampai ikut kegiatan semacam ini," ucap wanita bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid itu.

"Perlu adanya dialog agar tak ada lagi intimidasi atau kekerasan. Pemerintah daerah yang seharusnya melakukan ini. Tidak bisa kalau hanya sekadar mengeluarkan isu sesat, fatwa sesat, dan sebagainya. Saya yakin enggak akan berubah kalau pendekatannya masih seperti itu," pungkas Yenny.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya