Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie atau Ical, akhirnya mendeklarasikan diri bergabung dan mendukung pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Di mana, seluruh kader partai berlambang pohon beringin itu, menyambut baik dan sebagai salah satu kembali ke ideologi partai.
Namun, dengan bergabungnya partai itu, mulai timbul dugaan di mana salah satunya bentuk konsekuensi pemerintah adalah memberi jatah kursi menteri.
"Kalau itu enggaklah. Golkar belum ada berpikir untuk mencalonkan menteri. Saya memang tidak tahu cara pikir Golkar menyampaikan mendukung pada Rapimnas, tapi memang ikut pemerintah adalah kebiasaan Golkar," ujar politikus Golkar yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR, Mahyudin, di Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, urusan kursi menteri adalah bukan hal yang penting bagi Golkar dewasa ini. Merapatnya partai ke pemerintah bertujuan untuk menyejahterakan rakyat.
"Urusan menteri enggak penting. Tujuan Golkar bagaimana untuk mensejahterakan rakyat bukan untuk merebut kekuasaan dan berbagi kekuasaan," jelas dia.
Meski demikian, Mahyudin tak menepis kader Golkar siap jika diminta untuk menjadi salah satu menteri Jokowi-JK.
"Kalau dikasih atau diminta, Golkar kan punya kader-kader bagus. Banyak yang pengalaman di pemerintah. Maaf saja, banyak mantan Golkar yang sekarang jadi menteri. Jadi kalau ditanya, kita siap," tutup Mahyudin.