Liputan6.com, Jakarta - Ribuan sopir taksi, bajaj, dan angkutan umum berdemonstrasi di depan Balai Kota, Jakarta. Mereka mengajukan protes lantaran merasa mata pencahariannya dirampas oleh keberadaan transportasi berbasis online.
Para sopir pun mendesak Gubernur DKI Jakarta Ahok untuk melarang keberadaan moda transportasi yang tengah digandrungi masyarakat tersebut.
Namun, dalam demo tersebut tidak nampak sopir mikrolet. Pantauan Liputan6.com, Senin (14/3/2016) kendaraan yang identik dengan warna biru laut itu masih beroperasi dan melayani penumpang.
Baca Juga
Coki (39) sopir angkutan M 16 jurusan Pasar Minggu-Kampung Melayu mengatakan, hari ini bukan giliran sopir mikrolet turun berdemo.
"Hari ini yang turun Kopaja sama taksi. Besok sopir Metro Mini. Jadi gantian saja gitu. Tapi saya enggak ikut berdemo, cuma yang pasti enggak narik," ujar Coki di Terminal Kampung Melayu, Jakarta.
Demo Giliran
Terkait demo ini, dia mengaku dirugikan dengan tidak adanya regulasi untuk kendaraan online.
"Sehabis ada (angkutan) online-online itu, penumpang jadi sepi. Sebenarnya bersaing enggak apa-apa, asal mereka jangan dianakemaskan. Masa kemarin mereka ngambek didengerin, giliran kita enggak," ungkap Coki.
Sementara sopir mikrolet M 20 jurusan Pasar Minggu-Ciganjur, Suep (25) mengaku mendengar soal demo giliran itu. "Saya itu mau turun juga hari ini, tapi katanya gantian. Ada jadwalnya gitu," tutur Suep.
Dia mengatakan, sebenarnya para pengemudi online itu suka asal-asalan saat di jalan. Mereka, kata dia, sering memarkirkan kendaraan sembarangan dan ngebut di jalan.
"Pernah saya negor mereka karena naik motornya sembarangan, eh saya malah dimaki-maki, bukan hanya satu tapi tiga orang langsung. Kan kesannya kita yang salah. Mereka mah selalu dibela sama orang atas (pemerintah)," klaim Suep.
Unjuk rasa sopir angkutan darat tersebut membuat sebagian warga yang biasa menggunakan angkutan umum seperti Metro Mini, bajaj, dan taksi menjadi terlantar.
Advertisement