Ahok: Kalau ERP Lama, Urai Macet Pakai Sistem Ganjil Genap

Pemprov akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk mengatur sistem ganjil genap.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 05 Apr 2016, 12:25 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2016, 12:25 WIB
20160319-Ahok-Nonton-Bareng-Pemain-Comic-8-Jakarta-HZ
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok memberikan keterangan usai menonton film Comic 8 di Djakarta Theatre, Jakarta, Jumat (18/3). Film comic 8 tersebut menembus lebih dari satu juta penonton. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Penghapusan sistem 3 in 1 di jalan protokol ibu kota dalam tahap uji coba selama dua pekan. Setelah uji coba, penghapusan sistem tersebut akan dievaluasi.

"Kita mau hapus 3 in 1 karena nambah macet daerah pinggir, ganti dengan ERP (electronic road pricing), tapi karena ERP nggak bisa cepat, sebelumnya kita mau pakai ganji genap (pelat kendaraan)," ujar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa (5/4/2016).

Ahok mengatakan, penerapan sistem ganjil genap masih menunggu hasil evaluasi penghapusan 3 in 1. Apabila terbukti bertambah macet, maka ganjil genap akan diterapkan. Namun, apabila bertambahnya volume kendaraan tak signifikan, maka solusi dari Pemprov adalah menambah bus sambil menunggu ERP terealisasi.

"Kalau ternyata macet, kita pikirkan untuk balik ke ganjil genap. Kan ganjil genap udah dari dulu kajiannya sebenarnya. Cuma nggak jadi kita terapkan karena kita kira bisa langsung ERP," kata Ahok.

Pemprov juga akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk mengatur sistem ganjil genap. Polda akan diminta tidak boleh menerima pergantian nomor pelat.

"Tapi solusi tetap ERP, tapi kalau daerah macet seperti Gatsu kita akan kasih bus dan terapkan ganjil genap," tutur dia.

Tarik ulur sistem ganjil genap sudah berlangsung sejak 2013 atau sejak Joko Widodo menjabat Gubernur DKI Jakarta. Belakangan, aturan itu tak jadi diterapkan karena beralih ke ERP.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya