Modus Copet Spesialis Car Free Day dan Pertandingan Bola di GBK

Titik-titik keramaian seringkali dimanfaatkan para pencopet dengan 'tangan-tangan panjangnya' untuk beraksi.

oleh Audrey Santoso diperbarui 11 Apr 2016, 19:41 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2016, 19:41 WIB
Saat Korban Pencopetan Malah Menang Banyak :D
Copet ini justru bernasib lebih apes dari korbannya

Liputan6.com, Jakarta - Titik-titik keramaian seringkali dimanfaatkan para pencopet dengan 'tangan-tangan panjangnya' untuk beraksi. Tak terkecuali momen Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day/CFD) dan pertandingan sepakbola di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Seperti dua pria berinisial BH dan IZ yang aksinya baru-baru ini terungkap. Setiap akhir pekan, mereka mencari mangsa di ajang Car Free Day.

Caranya, mereka mengamati para calon korban. Mereka yang menjadi sasaran adalah yang menaruh tas sembarangan, menaruh ponsel atau dompet di saku celana, lupa menutup resleting tas, memakai tas dengan model yang mudah disusupi tangan, atau kurang konsentrasi.

"Dua tersangka atas nama BH dan IZ kami tangkap berdasarkan laporan warga yang mengaku kehilangan handphone-nya saat Car Free Day di kawasan Tosari, seberang Mal Grand Indonesia," ujar Kasubdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya AKBP Eko Hadi Santoso di kantornya, Jakarta, Senin (11/4/2016).

"Keduanya terakhir beraksi 3 April lalu, saat mengambil handphone seorang ibu yang ditaruh di troli bayi," imbuh Eko.

Copet GBK

Tak cuma BH dan IZ, pencopet lain yang berhasil diringkus polisi adalah SPR dan TGH. Kepada polisi, kedua pemuda itu mengaku selalu memanfaatkan momentum ramai para pendukung sepakbola di Stadion GBK. Modus operandinya, SPR berpura-pura menjadi calon penonton yang ingin masuk ke dalam Tribune GBK.

"Ia masuk ke dalam antrean penonton sambil melihat-lihat kondisinya, saat berdesak-desakan, dia langsung mengambil handphone atau dompet dalam saku atau tas korban. Setelah itu langsung dia oper ke rekannya TGH," kata Eko.

Baik TGH maupun SPR berpura-pura saling menukar syal berlambang kesebelasan yang bertanding. Padahal di dalam syal milik SPR, yang diberikan ke TGH, terdapat harta benda korban yang sudah berhasil dijarah.

"Cara memberikan operan adalah dengan menutupi handphone atau dompet menggunakan syal bertuliskan tim sepak bola yang bertanding," ucap Eko.

Keduanya ditangkap berdasarkan laporan warga yang masuk ke kepolisian pada 9 April 2016 lalu. Kala itu korban mereka berinisial YS hendak menyaksikan 'pertarungan' Persija dengan Bali United. Dia pun menyadari ponsel di tasnya telah raib dicopet.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya