Liputan6.com, Jakarta - Nur Astiyah (34) yang tengah hamil 7 bulan menjadi korban pembunuhan. Jasadnya ditemukan mengenaskan karena termutilasi di dalam kamar kontrakan di Telagasari, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten. Beberapa bagian tubuhnya menghilang.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi menduga, pembunuh perempuan yang kerap disapa Nuri itu adalah Kusmayadi alias Agus, warga Kampung Jambu RT02/02 Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pria itu kini menjadi buron.
Diduga, Agus dan Nuri telah menikah siri. Keduanya bekerja di sebuah restoran rumah padang yang sama. Agus merupakan kepala rumah makan, sedangkan Nuri menjadi kasir.
Baca Juga
Wendri, Kepala Bagian Manajemen Rumah Makan Gumarang, Jalan Raya Serang KM 18, Cibadak, Kabupaten Tangerang mengakui, Agus dan Nuri pernah bekerja di rumah makan tersebut.
"Keduanya memang pernah kerja di sini," kata Wendri di Tangerang, Senin 18 April 2016.
Catatan pihak rumah makan, Agus sudah bekerja sebagai kepala rumah makan itu sejak 6 bulan lalu. Pengalamannya memimpin sebuah rumah makan membuat pihak manajemen memilih Agus.
Wendri mengatakan, selama bekerja, Agus kerap membolos. Selain itu, dia sering mendapat keluhan dari para pekerja bahwa mereka dimarahi Agus.
Kapolres Tangerang Komisaris Besar Irman Sugema mengatakan, hubungan Nuri dan Agus intim dan diduga memiliki hubungan lebih dari sekadar teman.
"Dari rumah makan tersebut mereka bertemu, lalu memungkinkan adanya komunikasi dan ada hubungan tertentu, bukan hanya teman," kata Irman.
Advertisement
Istri Agus di Bogor
Kepolisian Sektor Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ikut memburu Agus Kusmayadi. "Namun hasilnya nihil. Pelaku tidak ada di rumah istri maupun orangtuanya. Penggerebekan dilakukan dua kali di hari berbeda," ujar Kapolsek Leuwiliang Kompol I Nyoman Suparta, Senin 18 April 2016.
Berdasarkan keterangan sang istri, Agus pulang ke Bogor hanya sebulan sekali. Akan tetapi hampir setiap hari berkomunikasi lewat telepon genggam menanyakan kabar anaknya.
Namun setelah menerima kabar suaminya diduga sebagai pelaku mutilasi wanita hamil pada Rabu pekan lalu, sang istri yang berinisial NS tidak pernah lagi dihubungi Agus. Saat NS berusaha menghubungi, telepon genggam Agus sudah tidak aktif.
"Katanya beberapa hari sebelumnya masih komunikasi," ujar Nyoman.
Sudah Ada Keinginan Jahat
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Metro Jaya Kombes Musyafak mengatakan, Agus diduga memotong satu per satu bagian tubuh Nuri dengan sebilah gergaji.
"Kalau korban meninggal, jelas karena mutilasi. Kedua tangan dan kakinya dipotong, tetapi kepala korban masih utuh, menyatu dengan badan. Diduga pelaku memakai gergaji karena bekas luka rapi," jelas Musyafak ketika berbincang dengan Liputan6.com.
Ditanyai mengenai ada tidaknya tindak penganiayaan sebelum Agus memutilasi Nuri, Musyafak menilai hal tersebut tidak penting untuk didalami karena Agus dinilai jelas-jelas ingin mengakhiri hidup istri sirinya yang sedang hamil 7 bulan tersebut.
"Jadi tidak penting jika dikatakan sebelumnya dianiaya atau tidak. Pelaku tega memutilasi korban, artinya sudah ada keinginan berbuat hal yang sangat jahat kepada korban," ucap Musyafak.
Pernyataan itu selaras dengan kesaksian salah satu pegawai Rumah Makan Gumarang, tempat korban dan pelaku bertemu. Sumber Liputan6.com tersebut berujar saksi kunci yang berperan membuang potongan tubuh Nuri, Eri sempat mengambil gergaji dan kantong plastik sampah di restoran.
Menunggu Tes DNA
Hingga saat ini pihak Bid Dokkes Polda Metro Jaya masih menunggu hasil tes empat sampel DNA yang diamankan. Yaitu DNA Nuri, janin dalam kandungan, dua remaja putri yang mengaku anak Nuri dan DNA yang menempel di sekitar lokasi potongan tangan ditemukan.
Hal tersebut diperlukan penyidik sebagai alat bukti, untuk memastikan kebenaran identitas korban, identitas pelaku, motif pembunuhan dan jumlah pelaku yang terlibat. "Hasilnya belum keluar. Kami masih menunggu," tutur Musyafak.
Kapolresta Kombes Pol Irman Sugema mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada 18 saksi yang diperiksa oleh pihaknya. Tiga di antaranya berasal dari pihak keluarga Nur Astiyah bin Jaya asal Malingping Kabupaten Lebak, dan 15 di antaranya berasal dari keluarga Agus, tetangga dan pemilik kontrakan, serta teman kerja keduanya di Rumah Makan Padang Gumarang.
"Dari kesaksian 18 orang ini sudah kami BAP, tapi maaf hasilnya tidak bisa kami sebutkan di sini. Kami dari kepolisian terus bekerja keras untuk menemukan terduga pelaku," kata Irman.
Advertisement