Sandiaga: Semoga Pasar Sawo Bukit Duri Tak Digusur Jelang Lebaran

Nurjanah mengaku, biasanya nasi uduk 12 liter ludes terjual sebelum Kampung Pulo dan Poncol digusur.

oleh Audrey Santoso diperbarui 24 Apr 2016, 13:28 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2016, 13:28 WIB
Sandiaga: Semoga Pasar Sawo Bukit Duri Tak Digusur Jelang Lebaran
Nurjanah mengaku, biasanya nasi uduk 12 liter ludes terjual sebelum Kampung Pulo dan Poncol digusur.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap rencana Pemprov DKI Jakarta menggusur Pasar Sawo, Bukit Duri, Jakarta Selatan, tidak dilakukan menjelang Lebaran 2016. Sebab pada saat itu harga kebutuhan pokok melonjak.

Apalagi, kata Sandiaga, warga yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang makanan, sudah mengalami penurunan pendapatan sejak Pemprov DKI menggusur Kampung Pulo dan Poncol, Jakarta Timur. Sebab, para pelanggan di Pasar Sawo mayoritas warga Kampung Pulo dan Poncol.

"Semoga gusuran nggak dekat-dekat Lebaran, soalnya pas Lebaran kan biaya meningkat semua. Nanti Insya Allah saya pikirkan solusinya," kata Sandiaga di Pasar Sawo, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Minggu (24/4/2016).

Harapan ini diungkapkan Sandiaga, setelah berinteraksi dengan beberapa pedagang makanan, di antaranya Nurjanah. Perempuan 47 tahun itu mengaku, biasanya nasi uduk 12 liter ludes terjual sebelum Kampung Pulo dan Poncol digusur, dan kini hanya terjual 2 liter.


"Saya dari lahir sudah di sini. Jualan nasi uduk dan menu sarapan sehari-hari. Sekarang pendapatan turun 50 sampai 80 persen sejak Kampung Pulo dan Poncol digusur. Sekarang saya cuma masak dua liter beras buat bikin nasi uduk, itu pun nggak habis," ungkap dia.

"Biasanya dagangan sudah habis pagi. Sejak (Kampung Pulo dan Poncol) digusur, jam segini masih ada dagangan. Sepi," sambung Nurjanah.

Sebagai rakyat 'kecil', Nurjanah mengaku tak tahu menahu soal kebijakan pemerintah. Yang mereka pikirkan hanya mengenyangkan perut keluarga mereka dengan berdagang.

Nurjanah berharap Pemprov DKI mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, melalui kebijakan-kebijakannya.

"Kita cuma mikir yang penting kita bisa makan. Gunanya kita milih pemimpin, supaya yang di atas sejahtera, yang di bawah juga merasakan kesejahteraan," tutup Nurjanah.

Ngopi Bareng Ahok

Sementara, sesepuh Pasar Sawo, Dolfi bercerita pernah ngopi bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Mester, Jatinegara, pada 2012 lalu.

Kala itu, kata Dolfi, Presiden Joko Widodo dan Ahok merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang sedang berkampanye.

Dolfi mengingat, Ahok berujar dirinya akan mengunjungi Dolfi kembali saat sukses menjadi pemimpin Ibu Kota. Namun, sejak memenangi Pilkada DKI dan menjabat sebagai wakil gubenur, Ahok tak pernah mengunjunginya.

Bahkan. kata dia, yang membuatnya kecewa, Ahok mengeluarkan keputusan menggusur permukiman warga miskin.

"Saya pernah ngopi sama Ahok di Mester waktu dia kampanye wakil gubernur. Saya tanya 'kalau sudah kepilih, kamu akan ingat saya nggak? Kita ngopi bareng lagi nggak?', dia jawab 'iya, pasti'," ujar Dolfi menirukan percakapan dengan Ahok 4 tahun silam.

Kepada Sandiaga, Dolfi pun menanyakan hal yang sama kepada politisi muda Partai Gerindra itu. Sandiaga menjawab, ia akan kembali ke Pasar Sawo terlepas dari terpilih atau tidaknya dia sebagai gubernur.

"Saya pasti ke sini lagi, pak. Mau terpilih atau tidak," jawab Sandiaga.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya