Tuntut Sistem Satu Arah Dicabut, Sopir Angkot di Bogor Mogok

Puluhan sopir yang mogok beroperasi meliputi trayek 06, 13, 02, dan 11.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 27 Apr 2016, 12:42 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2016, 12:42 WIB
Armada Ditambah untuk Larangan Pelat B, Sopir Angkot Bogor Protes
(kabarbogor.net)

Liputan6.com, Bogor - Sopir angkot di Kota Bogor kembali menggelar aksi mogok. Mereka menuntut Pemerintah Kota Bogor mengembalikan rute seperti semula.

Sejak diberlakukan sistem satu arah di sekitar Kebun Raya Bogor, banyak angkot yang dirugikan. Karena harus berebut penumpang dengan trayek lainnya.

"Kami merasa dirugikan adanya sistem satu arah. Pendapatan kami terus berkurang," kata Muzakir, sopir angkot 02 jurusan Sukasari-Bubulak.

Puluhan sopir yang mogok beroperasi meliputi trayek 06, 13, 02, dan 11. Mereka menuntut Pemkot Bogor segera mengembalikan rute seperti semula.

"Bohong kalau sistem satu arah dianggap mengurai kemacetan. Kami yang tiap hari merasakan dampaknya. Kemacetan makin parah terjadi di pinggiran kota," tegas Asep Hidayat, sopir angkot 06 rute Pasar Bogor-Ciheuleut.

Sementara, berdasarkan catatan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ), penerapan sistem satu arah diklaim berdampak positif mengurai kemacetan.

Peningkatan kinerja 14 ruas jalan koridor utama dari 16 ruas jalan yang ada di seputar Kebun Raya Bogor, hanya dua ruas yang masih mendapatkan Level of Service (LoS) D atau tingkat layanan D, yaitu Jalan Otista dan Jalan Kapten Muslihat I.

Sebelum sistem satu arah searah jarum jam diberlakukan, dari 16 ruas, ada delapan segmen ruas jalan yang berada pada kondisi kritis dengan LoS D. Ini terjadi baik pada saat hari kerja maupun hari libur.

Ke delapan segmen ruas jalan itu meliputi Jalan Jalak Harupat 1 dan 2, Jalan Juanda 1, 3, dan 4, Jalan Otista, Jalan Raden Saleh, Jalan S Bustaman atau Jalan Raya Empang, serta Jalan Kapten Muslihat I.

Selain itu, untuk kinerja 19 ruas jalan pendukung di seputar Kebun Raya Bogor, juga mengalami peningkatan kinerja. Sebelum diterapkan satu arah ada 10 segmen, ruas jalan pendukung yang berada pada kondisi kritis dengan LoS D. Namun tinggal tujuh segmen ruas jalan dengan LoS D sejak diberlakukan satu arah.

"Segmen ruas jalan yang masih dengan LoS D ini di antaranya Jalan Lawang Saketeng, Jalan R Aria Suryawinata atau Pulo Empang, Jalan R E Martadinata I dan II, Jalan Pengadilan, Jalan Kapten Muslihat II, dan Jalan Pedati," ujar Kepala DLLAJ Achsin Prasetyo belum lama ini.

Ganggu Kenyamanan Warga

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, sejak diberlakukan sistem satu arah, beberapa ruas jalan di pinggiran Kota Bogor mengalami kemacetan parah.

Bukan hanya ruas jalan utama, sejumlah jalan alternatif pun sama. Terlebih, pada saat libur akhir pekan.

Kemacetan jalan utama yang kerap mengalami kemacetan di antaranya, Jalan Lawang Gintung, Batu Tulis, Pahlawan, Siliwangi, Simpang Gunung Batu, dan Jalan RE Martadinata.

Sementara, jalan alternatif di Bogor yang kerap mengalami kemacetan imbas sistem satu arah di antaranya, Jalan Malabar, Jalan Ciheuleut, Bina Marga, dan Jalan Lodaya.

"Sejak sistem satu arah diberlakukan, kendaraan yang pulang dari Mall Botani Square diarahkan ke sini. Jalan Malabar jadi tiap hari macet dan sangat mengganggu kenyamanan warga," ungkap, Lucky warga Jalan Malabar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya