Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK ingin Indonesia memegang peran penting pada perdamaian negara-negara Islam, khususnya di Timur Tengah. Hal ini sebagai tindak lanjut dari penyelenggaraan OKI di Indonesia dan Turki beberapa waktu lalu.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj mengatakan, salah satu peran yang bisa diambil Indonesia adalah dengan berbagi pemahaman penerapan Islam di Indonesia. Sehingga tolerensi dan Islam moderat bisa diterapkan di Timur Tengah dan berujung berdamaian.
"Sudah saatnya NU mengekspor gagasan Islam Nusantara ke negera negara Timur Tengah seperti yang beliau (JK) lakukan saat pertemuan pemimpin Islam," ungkap Said di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Dalam pertemuan itu, JK miris melihat sikap pimpinan negara Islam di Timur Tengah saat bertemu. Mereka justru memilih tidak bersalaman hanya karena memiliki ketegangan di negara masing-masing. Padahal, forumnya sudah berbeda.
Baca Juga
"Pak JK sendiri langsung melihat betapa pemimpin Islam itu tidak salaman ketika ketemu. Permusuhan masih dibawa ke sidang, Raja Salman (Arab) Saudi dengan Presiden Iran enggak salaman. Ini memalukan seperti anak kecil, kalau dengan Obama salaman. Itu jauh dari Islam yang ramah, hidayah. Islam enggak begitu," tutur Said.
Karena itu, sebagai negara dengan populasi umat Islam terbanyak di dunai ingin menunjukan bagaiman Islam di Indonesia bisa berkehidupan damai, ramah, dan berbudaya. Tentu hal in sangat berbeda dengan yang terjadi di Timur Tengah.
"Yang jelas NU selalu berada di pihak pemerintah untuk mewujudkan Islam yang ramah, yang berbudaya, apalagi kita 88 persen Islam. Tunjukan Islam di Indonesia tidak sama dengan Islam di Timur Tengah. Islam kita damai. Malah ada beberapa ulama Marroco, Sudan, sudah tidak sabar mendengar pidato saya tentang Islam Nusantara, apa itu Islam Nusantara, SMS saya itu. Bagi mereka Islam Nusantara itu menarik," Said memungkas.