10 ABK Korban Sandera Abu Sayyaf Langsung Jalani Tes Kesehatan

Rumah sakit yang akan digunakan untuk pmeriksaan kesehatan mereka adalah RSPAD Gatot Subroto.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 02 Mei 2016, 00:12 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2016, 00:12 WIB
20160405-Menlu Retno Utamakan Keselamatan 10 WNI Tahanan Abu Sayyaf-Jakarta
Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan pers di Kantor Kemenlu, Jakarta, Selasa (5/4). Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia dan Filipina sepakat keselamatan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf menjadi faktor utama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Setibanya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Ahad (1/5) pukul 23.23 WIB, 10 ABK Kapal Brahma 12 korban penyanderaan Kelompok Abu Sayyaf akan langsung menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
 
"10 ABK ini akan langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pengecekan kesehatan. Rumah sakit yang akan digunakan adalah RSPAD Gatot Subroto," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/5/2016).

Retno menuturkan, semua kondisi setelah ini sifatnya situasional tergantung dari kesehatan para ABK yang menjadi sandera kelompok militan Abu Sayyaf tersebut.


"Nanti dilihat dulu hasil pemeriksaannya. Setelah melakukan tes kesehatan, seluruh ABK akan dibawa untuk serah terima dengan keluarga masing-masing. Untuk jadwalnya, semua situasional," imbuh Retno.

Diketahui, peristiwa penyanderaan Kapal Brahma 12 terjadi pada 26 Maret 2016 di mana awalnya, kapal asal Indonesia tersebut dibajak oleh kelompok militan Abu Sayyaf saat berlayar dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan menuju ke Batangas, Filipina Selatan.

kapal itu ditumpangi oleh 10 orang anak buah kapal (ABK) yang semuanya berkewarganegaraan Indonesia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya