Liputan6.com, Polewali Mandar - Memilih dan menyiapkan buku-buku untuk dinaikkan ke atas perahu, jadi kegiatan rutin Ridwan Alimuddin.
Pemuda Desa Pambusuang ini setahun terakhir sibuk menyediakan bacaan untuk anak-anak di pulau-pulau terpencil kawasan Sulawesi Barat. Ridwan mengubah perahu nelayan khas Mandar, Bago, menjadi perpustakaan.
"Saya sudah banyak mendatangi pulau-pulau, baik di Sulawesi Selatan maupun Kalimantan Timur. Itu ada kesamaannya, mereka ases bacaan kurang, apalagi yang lain," ujar Ridwan.
Advertisement
Perahu Pustaka sempat mengunjungi Pulau Batoa. Anak-anak boleh membaca buku, tentunya gratis di atas perahu tersebut.
Ridwan sadar, menyelenggarakan perpustakaan terapung tidak mudah.
"Siap akan resiko itu, makanya bulan lalu tempat berlayar di sini sempat terbalik, ratusan buku basah. Tapi meskipun demikian itu memang risiko, itu tidak menghalangi kita untuk kegiatan literasi lewat laut," kata Ridwan.
Baca Juga
Saat ini Perahu Pustaka memiliki lima ribuan buku. Sebagian besar adalah buku-buku koleksi Ridwan sendiri.
Perahu Pustaka masih mengandalkan donasi dari teman-teman. Untuk jangka panjang, perpustakaan terapung berinvestasi dengan budidaya lebah trigona.
Ridwan juga membangun taman baca yang kini tak pernah sepi di dekat rumahnya.
Sarjana perikanan Universitas Gajah Mada ini mulai membuat perpustakaan rakyat sejak pulang kampung pada 2007. Dalam usia 37 tahun, ayah dua anak ini berharap anak-anak di mana saja punya kesempatan membaca seluas-luasnya.
Saksikan perjuangan Ridwan Alimuddin mendirikan Perahu Pustaka hingga mengantarkannya menjadi kandidat Liputan 6 Awards selengkapnya yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (3/5/2016), di bawah ini.