Dipimpin Setya Novanto, Mampukah Golkar Bangkit?

Masyarakat menilai, Partai Golkar harus memunculkan branding baru, berikut program dan tokoh nasional yang menjanjikan.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 18 Mei 2016, 17:38 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2016, 17:38 WIB
20160517-Penutupan Munaslub Golkar, Saingan Setnov Tak Hadir
Ketua Umum Partai Golkar terpilih Setya Novanto bersama Sekertaris Jenderal Idrus Marham mengibarkan bendera Partai Golkar saat Penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Nusa Dua, Bali (16/5). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar telah menggelar hajatan besar pada 13-17 Mei lalu, dengan menggelar musyawarah nasional luar biasa di Nusa Dua, Bali. Hasil dari pertemuan akbar kemarin melahirkan keputusan Setya Novanto jadi Ketua Umum Golkar. Sementara Aburizal Bakrie menjadi Ketua Dewan Pembina Partai tersebut.

Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA pun menelisik mampu tidaknya Partai Golkar kembali berjaya dengan kepemimpinan yang baru ini. Menggunakan metode survei Multistage Random Sampling dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi melalui Quickpoll, LSI Denny JA pun mendapat temuan baru.

Dari hasil survei yang dilakukan 2-7 Mei itu, peneliti LSI Ardian Sopa mengatakan, perubahan struktur kepengurusan di tubuh Partai Golkar dirasa belum mencukupi untuk kembali bersaing dengan partai lain.


Masyarakat menilai, partai berlambang pohon beringin itu harus memunculkan branding baru, berikut program dan tokoh nasional yang menjanjikan.

"Mayoritas publik sebesar 64,5 persen menyatakan Golkar bisa bangkit lagi jika memunculkan branding baru," tutur Ardian di kantor LSI Denny JA, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (18/5/2016).

Masyarakat pun meyakini bahwa Partai Golkar mampu bangkit dari kisruh kepengurusan yang melanda hampir satu tahun yakni 2015-2016 lalu.

"Golkar pernah terpuruk saat jatuhnya Orde Baru tahun 98. Tapi dengan pengalamannya, Golkar bangkit dan menjadi juara di 2004 lalu," lanjut Ardian.

Adapun rebranding yang harus dilakukan, Ardian melanjutkan, Partai Golkar harus memunculkan sejumlah rencana dan agenda yang dapat menaikkan citra partai itu di mata masyarakat. Golkar juga memerlukan tokoh yang dapat menjadi sosok pemimpin nasional untuk diusung pada Pilpres 2019 mendatang.

"Golkar perlu roh baru dan strategi baru. Golkar juga belum punya stok kuat capres. PDIP punya Jokowi dan Gerindra dengan Prabowo," pungkas Ardian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya