Donald Trump Tunda Tarif Impor Selama 90 Hari, Pasar Saham Global Menguat

Kepala Strategi Ekonomi dan Pasar di ClearBridge Investments, Jeff Schulze menuturkan, pasar saham terkejut setelah Presiden AS Donald Trump menunda penerapan tarif impor selama 90 hari.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 10 Apr 2025, 10:43 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 10:42 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham global langsung melonjak dalam apa yang disebut sebagai “reli lega” setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengejutkan pasar dengan mengumumkan penangguhan sementara tarif impor baru terhadap puluhan negara. 

Keputusan ini datang setelah beberapa hari penuh tekanan di pasar keuangan, yang sempat menghapus nilai triliunan dolar dari pasar saham global.

Dalam pengumuman yang disampaikan Rabu waktu AS, Trump menyatakan tarif baru akan ditangguhkan selama 90 hari, memberikan waktu untuk negosiasi lebih lanjut. Meskipun sifatnya sementara, keputusan ini cukup untuk membalikkan arah pasar secara drastis.

Saham teknologi papan atas seperti "Magnificent Seven" langsung meroket, menambahkan lebih dari USD 1,5 triliun nilai pasar dalam semalam. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mencetak kenaikan harian terbesar mereka dalam lebih dari 10 tahun.

Kepala Strategi Ekonomi dan Pasar di ClearBridge Investments, Jeff Schulze mengatakan pasar benar-benar terkejut dengan kabar ini. 

“Mengingat dampaknya sangat besar. Ini jelas menciptakan kondisi risiko-on yang sangat kuat di pasar,” kata Schulze, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (10/4/2025).

Namun, meski semangat sempat tinggi, kontrak berjangka saham AS kembali melemah pada Kamis pagi. Kontrak berjangka Nasdaq turun 0,67%, sedangkan S&P 500 melemah 0,17%.

Pasar Asia Bergerak Positif

Pasar Asia juga bereaksi positif. Indeks saham Nikkei Jepang melesat 8%, sementara kontrak berjangka Eropa seperti EUROSTOXX 50 dan DAX masing-masing menguat sekitar 9%, dan FTSE lompat 6%.

Di pasar valuta asing, dolar AS menguat tajam terhadap yen dan franc Swiss. Terutama terhadap yen, dolar mencatat kenaikan harian terbesar dalam dua bulan terakhir.

Tarif Masih Berlaku

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)... Selengkapnya

Meskipun banyak tarif ditangguhkan, Gedung Putih menegaskan bea masuk umum sebesar 10% untuk hampir semua impor masih akan tetap diberlakukan. Selain itu, tarif tinggi untuk mobil, baja, dan aluminium juga tidak mengalami perubahan.

Trump bahkan memperingatkan akan menaikkan tarif terhadap barang-barang dari Tiongkok menjadi 125%, naik dari 104% yang berlaku mulai Rabu.

Sebagai tanggapan, Tiongkok langsung bereaksi dengan menaikkan tarif atas produk Amerika hingga 84% dan memberlakukan pembatasan terhadap 18 perusahaan AS, terutama yang terkait sektor pertahanan.

Kepala Ekonom Amerika Utara di Capital Economics, Paul Ashworth mengatakan sulit membayangkan kedua pihak bakal mundur dalam waktu dekat.

"Tapi kami percaya pembicaraan pada akhirnya akan tetap berlangsung. Walau, pencabutan semua tarif yang ditetapkan sejak pelantikan Presiden tampaknya kecil kemungkinannya,” ujarnya.

Ashworth memperkirakan bahwa tarif efektif terhadap Tiongkok kemungkinan akan stabil di level sekitar 60%, sesuai dengan proyeksi awal Capital Economics.

Sementara itu, menjelang pembukaan pasar di dalam negeri, yuan Tiongkok kembali melemah di pasar luar negeri menjadi 7,3570 per dolar, setelah menyentuh rekor terendah awal minggu ini

Pasar Saham AS Melesat Usai Trump Tunda Tarif Impor

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)... Selengkapnya

Sebelumnya, pasar saham Amerika Serikat melonjak tajam setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penangguhan tarif impor tinggi terhadap sebagian besar negara mitra dagang.

Sebagai gantinya, AS akan menerapkan tarif impor universal sebesar 10%. Namun, untuk produk dari China, Trump menegaskan bahwa tarif akan dinaikkan menjadi minimal 125% dan diberlakukan segera.

Gedung Putih menyatakan bahwa kebijakan tarif tinggi dibatalkan untuk negara-negara yang bersedia melakukan negosiasi dagang. Meski demikian, Trump tetap bersikeras meningkatkan tekanan terhadap China sebagai bagian dari strategi perdagangan globalnya.

Reli Besar Wall Street

Keputusan ini memicu reli besar di Wall Street. Indeks S&P 500 melonjak 9,5%, mencatatkan kenaikan harian tertinggi sejak krisis keuangan 2008.

Kenaikan ini terjadi setelah pasar mengalami gejolak selama beberapa hari akibat kekhawatiran atas dampak tarif baru terhadap ekonomi AS dan global.

Sebelumnya, kebijakan tarif yang diumumkan Trump telah mulai berlaku, termasuk terhadap Vietnam yang terkena tarif baru sebesar 46%. Pengumuman tersebut sempat membuat S&P anjlok lebih dari 10% dan memicu kekhawatiran akan ancaman resesi.

Menurut Paul Ashworth, Kepala Ekonom Amerika Utara di Capital Economics, pasar obligasi yang mulai melemah menjadi penentu bagi perubahan sikap Trump.

“Setelah pasar saham terpukul dan obligasi mulai tertekan, tidak butuh waktu lama bagi Trump untuk melunak,” katanya, dikutip dari BBC, Kamis (10/4/2025).

 

Dow Jones Melesat

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)... Selengkapnya

Indeks Dow Jones ditutup naik lebih dari 7,8%, sedangkan Nasdaq melonjak lebih dari 12%. Saham perusahaan seperti Apple dan Nike—yang banyak memproduksi di Asia Tenggara—turut melonjak masing-masing 15% dan 11%.

Meski ada pemulihan, indeks utama AS masih lebih rendah dibanding sebelum pengumuman tarif. S&P 500 turun sekitar 3% dan telah merosot lebih dari 8% sejak awal tahun.

Tarif impor dari China, yang merupakan pemasok barang terbesar ketiga bagi AS, tetap menjadi tantangan. Berdasarkan data Asosiasi Pakaian dan Alas Kaki Amerika, China menyumbang 60% impor sepatu dan 36% pakaian pada Januari lalu.

Trump menyampaikan harapannya untuk menjalin kesepakatan dagang dengan China, serta membuka opsi pengecualian tarif bagi beberapa perusahaan. Namun, ia tetap berkomitmen terhadap tarif untuk sektor strategis seperti otomotif, baja, aluminium, hingga farmasi dan kayu.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya