Alasan Menko Luhut Tolak Jabatan di Partai Golkar

Luhut menolak jabatan itu karena masih ingin fokus dengan pekerjaannya saat ini sebagai Menko Polhukam.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 31 Mei 2016, 23:14 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2016, 23:14 WIB
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan (Liputan6.com/ Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan menolak posisi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar. Luhut menolak jabatan itu karena masih ingin fokus dengan pekerjaannya saat ini sebagai Menko Polhukam.

"Saya beri tahu kepada Ketua Umum Golkar saya masih ngurusin pekerjaan saya. Jadi saya tidak ikut disitu," kata Luhut di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Luhut berterima kasih kepada segenap pengurus Golkar yang menempatkan dirinya sebagai Wakil Ketua Dewan Kehormatan. Tapi, dirinya tetap pada keputusan tidak akan mengambil jabatan itu dan meneruskan pekerjaan sebagai Menko Polhukam.

"Saya sudah bilang mundur. Enggak mau. Terima kasih Kepada Golkar saya ditawarkan itu dan diumumkan dan tadi pagi saya sudah resmi sampaikan kepada Ketua Umum Golkar," kata Luhut.

Susunan kepengurusan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto resmi diumumkan. Ada 247 orang yang masuk sebagai pengurus partai.


Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan didaulat menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar.

"Dengan Pak Luhut saya tadi telepon, kita cantumkan nama nanti beliau dan nanti Pak Luhut tentu akan lapor Presiden," kata Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin 30 Mei 2016.

Idrus mengatakan, meski telah diumumkan dan telah menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, posisi Luhut tersebut bisa berubah. Hal itu tergantung sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi nanti saat mendengar laporan Luhut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya