Liputan6.com, Solo - Polisi terus mengembangkan pengusutan bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta, Solo sehari menjelang hari raya Idulfitri.
Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian, pelaku bom Solo, Nur Rohman adalah anggota kelompok yang berencana mengebom gereja pada malam Natal dan Tahun Baru Desember 2015.
Rencana itu tercium polisi hingga akhirnya tujuh anggota kelompok itu tertangkap, seperti Arif Hidayatullah dan Andika. Sedangkan Nur Rohman lolos dari kejaran.
Advertisement
"Langkah selanjutnya kita akan melihat apakah dia sendiri. Karena pada meninggalkan bekas Desember tahun lalu, dia sendirian. Apakah dia sendiri selama 6 bulan ini, Desember sampai Juli. Kalau dia sendiri berarti pelaku tunggal. Kita masih menyelidiki apakah dia ada kawan-kawannya yang lain," ungkap Kepala BNPT Tito Karnavian, seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (6/7/2016).
Tito juga menegaskan bahwa Nur Rohman juga merupakan jaringan Bahrun Naim.
"O iya. Kan sudah ada teman yang tertangkap, namanya Arif Hidayatullah. Yang Andika dan delapan orang, sekarang mungkin lagi proses persidangan," lanjut Tito.
Sementara itu, Kapolri Jendral Badrodin Haiti yakin serangan bom Solo berkaitan dengan serangan bom di Arab Saudi. Benang merahnya adalah pernyataan pemimpin ISIS bahwa kelompok itu akan tetap melancarkan aksi-aksi di seluruh dunia sekalipun di bulan suci Ramadan.
"Ada Seruan dari juru bicara ISIS, Abu Muhammad Alnani untuk melakukan amaliyah di seluruh wilayah," ucap Jendral Badrodin Haiti.  Â
Serangan bom bunuh diri di Mapolresta Solo terjadi pada Selasa, 5 Juli pagi, sehari menjelang hari raya Idul Fitri. Nur Rohman si pelaku tewas akibat ledakan bom yang dibawanya. Sedangkan serangan bom di Arab Saudi terjadi sehari sebelumnya, Senin 4 Juli. Bom meledak di tiga kota, yaitu Jeddah, Qatif, dan Madinah.