Profil Faizal Hussein Pemeran Walid dalam Drama Bidaah: Karier, Penghargaan, dan Kehidupan Pribadi

Profil Faizal Hussein, aktor senior Malaysia yang memerankan tokoh Walid yang kontroversial dalam serial Bidaah, kini viral di Indonesia berkat aktingnya yang memukau.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 08 Apr 2025, 16:20 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2025, 16:20 WIB
Film Bidaah dari Malaysia yang Jadi Perbincangan Warganet Indonesia
Sosok Walid dalam film drama Malaysia, Bidaah. (Foto: Viu.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Drama Malaysia berjudul "Bidaah" tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial karena mengusung tema kontroversial tentang sekte sesat berkedok agama. Sosok pemeran Walid Muhammad, tokoh utama yang digambarkan sebagai pemimpin sekte "Jihad Ummah" dalam drama ini, menarik perhatian banyak penonton. Pemeran Walid yang selalu tampil dengan jubah, penutup kepala mirip sorban, dan jenggot panjang ini berhasil membawakan karakter yang mengundang kontroversi dengan sangat meyakinkan, membuat banyak orang penasaran dengan sosok aktor di baliknya.

Faizal Hussein, aktor senior Malaysia berusia 57 tahun, adalah sosok di balik karakter Walid Muhammad yang viral tersebut. Pemeran Walid dalam drama Bidaah ini bukan nama baru dalam industri hiburan Malaysia, melainkan seorang aktor kawakan yang telah malang melintang di dunia akting sejak usia sangat muda. Dialog-dialog Walid seperti "Pejamkan mata, bayangkan muka Walid" menjadi viral dan banyak beredar di platform media sosial, menunjukkan kemampuan akting Faizal Hussein yang mampu membuat karakter fiksinya begitu berkesan.

Beberapa adegan dalam drama ini menjadi viral karena dianggap lucu hingga tidak masuk akal, namun justru hal ini yang membuat pemeran Walid semakin dibicarakan. Faizal Hussein sebagai pemeran Walid berhasil membangun karakter yang kompleks dan kontroversial, memadukan elemen religius yang menyimpang dengan kepribadian manipulatif, menciptakan tokoh antagonis yang kuat dalam narasi drama Bidaah. Keberhasilannya memerankan Walid Muhammad bukanlah sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perjalanan karier panjang dan bakat akting yang terasah selama puluhan tahun.

Berikut informasi lengkapnya, yang telah Liputan6.com rangkum pada Selasa (8/4).

Awal Karier Faizal Hussein

Mohd Faizal Hussein lahir pada 31 Mei 1967 di Gombak, Selangor, Malaysia. Ia terlahir dalam keluarga yang kental dengan darah seni, sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua orang tuanya adalah aktor veteran Malaysia era 60-an, Hussein Abu Hassan (1937-2007) dan Mahyon Ismail (1942-2011). Dengan lingkungan keluarga yang sudah bergelut di dunia seni, tidak mengherankan jika Faizal pun meniti karier di jalur yang sama.

Perjalanan Faizal di dunia akting dimulai sejak usia yang sangat muda. Pada usia 5 tahun, ia sudah memainkan peran kecil dalam film "Darah Panglima" (1972) yang disutradarai oleh S. Kadarisman. Ini menjadi langkah awal yang menentukan perjalanan kariernya di masa depan. Setelah itu, ia juga tampil dalam film "Penyamun Si Bongkok" (1973) yang disutradarai oleh M. Amin. Meski masih kecil, Faizal sudah menunjukkan bakat aktingnya yang patut diperhitungkan.

Pendidikan formal Faizal diselesaikan hingga jenjang Sijil Pelajaran Malaysia (SPM), setara dengan pendidikan menengah atas. Meski demikian, pendidikan informalnya di dunia akting jauh lebih kaya. Ia mulai serius terjun ke dunia akting panggung sejak 1982 melalui pementasan "Senja Merah". Namun, karier aktingnya benar-benar melejit setelah membintangi film "Gila-Gila Remaja" pada tahun 1986, di mana ia memerankan karakter Azroy. Film yang disutradarai oleh ayahnya sendiri ini menjadi titik balik dalam kariernya dan membuktikan bahwa darah seni yang mengalir dalam dirinya bukan sekadar warisan nama.

Faizal juga memiliki hubungan keluarga dengan Rosyam Nor, sepupunya yang juga aktif di dunia akting Malaysia. Latar belakang keluarga yang kental dengan seni ini membentuk fondasi yang kuat bagi Faizal untuk mengembangkan bakatnya. Kampung halamannya berada di Alor Gajah, Melaka, dari pihak ayahnya, dan di distrik Tanjung Karang, Kuala Selangor, dari pihak ibunya. Meski lahir dan dibesarkan di Gombak, akar keluarganya tersebar di beberapa wilayah di Malaysia, memperkaya perspektif dan pengalamannya dalam berkesenian.

 

Perjalanan Karier dan Film-Film Terkenal Faizal Hussein

Setelah kesuksesan "Gila-Gila Remaja" (1986), karier Faizal Hussein terus menanjak dengan berbagai peran yang ia mainkan. Tahun 1991 menjadi tahun yang produktif baginya dengan membintangi dua film sekaligus: "Kanta Serigala", di mana ia berperan sebagai Zarul, seorang pemuda yang ingin membalas kematian adiknya; dan "Bayangan Mematikan", di mana ia memerankan karakter Eddie. Perannya dalam kedua film ini semakin memperkuat posisinya sebagai aktor berbakat di industri film Malaysia.

Setelah jeda beberapa tahun, Faizal kembali ke layar lebar dengan memerankan tokoh antagonis dalam film "Letnan Adnan". Perannya sebagai karakter antagonis ini membuka pintu baru dalam kariernya, menunjukkan keluwesan aktingnya dalam memerankan berbagai tipe karakter. Sejak itu, ia sering mendapatkan tawaran untuk memerankan karakter "gelap" baik dalam film maupun drama televisi. Pada tahun 2003, ia tampil bersama Saiful Apek dan Zul Yahya dalam film laga komedi investigatif "MX3" garapan Yusof Kelana yang dirilis pada 25 November 2003.

Salah satu peran penting dalam kariernya adalah dalam film "Abuya" (2011) yang disutradarai oleh Imran Haji Ismail. Dalam film ini, ia memerankan sosok Abuya, seorang pemimpin kelompok ajaran sesat. Peran ini bisa dibilang menjadi latihan awal baginya sebelum memerankan Walid Muhammad dalam "Bidaah". Di tahun yang sama, ia juga membintangi drama "Pak Su Man" di TV AlHijrah, bersama dengan Ezany Nizariff, Yatt Hamzah, Fazren Rafi, dan Ieka Zulkifli.

Tahun 2012 menjadi tahun bersejarah bagi Faizal ketika ia membintangi film "Bunohan" arahan Dain Iskandar Said, beradu akting dengan Pekin Ibrahim dan Zahiril Adzim. Penampilannya sebagai Ilham dalam film ini membuatnya meraih penghargaan Aktor Terbaik di Festival Film Malaysia ke-25 dan mendapatkan nominasi untuk kategori yang sama di Screen Awards 2012. Prestasi ini semakin mengukuhkan namanya sebagai salah satu aktor terbaik di Malaysia. Pada tahun 2013, ia kembali sukses memerankan Azroy dalam sekuel "Gila-Gila Remaja 2", melanjutkan peran yang membuatnya terkenal hampir tiga dekade sebelumnya.

Karya-Karya Terbaru dan Prestasi Faizal Hussein

Dalam beberapa tahun terakhir, Faizal Hussein tetap produktif dan terus menghasilkan karya-karya berkualitas. Pada tahun 2015, ia menjadi pemeran utama bersama Sari Yanti dalam film televisi "Penjara Seorang Isteri", yang menceritakan kisah pernikahan Salmah dan Zaid (diperankan oleh Faizal). Film televisi ini diangkat dari kisah nyata dan mendapat sambutan positif dari penonton. Tahun berikutnya, 2016, ia bekerja di bawah arahan Pekin Ibrahim dalam film "Mat Moto", memerankan karakter Pit dengan sukses.

Kolaborasi Faizal dengan Pekin Ibrahim berlanjut dalam film aksi otomotif "KL Wangan", di mana ia memerankan karakter Yudi. Menariknya, Faizal mengakui bahwa karakter Yudi adalah peran yang sangat ia inginkan sejak proses pra-produksi film ini dimulai. Ini menandai kali ketiga ia berkolaborasi dengan Pekin Ibrahim setelah "Bunohan" dan "Mat Moto", menunjukkan kecocokan mereka dalam menciptakan karya berkualitas.

Tahun 2018 menjadi tahun yang sibuk bagi Faizal. Ia membintangi film "Dukun" arahan Dain Iskandar Said yang terinspirasi dari kasus nyata Mona Fandey. Film ini dirilis pada 5 April 2018 setelah ditahan dari penayangan selama satu dekade penuh. Ia juga tampil dalam film televisi "The Hantus" yang disutradarai bersama oleh Nabil Ahmad dan Helmi Yusof, memerankan karakter Pengemudi Volkswagen Kuning. Selain itu, Faizal juga mendapat kesempatan untuk tampil di serial televisi internasional Inggris-Amerika, "Strike Back", yang seluruhnya difilmkan di Malaysia. Dalam serial ini, ia berperan sebagai teroris Indonesia yang berencana melakukan pengeboman di sebuah pusat perbelanjaan.

Pada tahun 2019, pengakuan terhadap karier panjang Faizal Hussein datang dari Harian Metro yang menobatkannya sebagai salah satu dari 10 aktor senior Malaysia terlaris sepanjang masa. Prestasi ini menunjukkan konsistensi dan kualitas aktingnya yang tetap terjaga selama puluhan tahun berkarier. Tahun berikutnya, 2020, ia kembali tampil di layar lebar dalam film horor thriller "M4M4" arahan Eyra Rahman, beradu akting dengan Nabila Huda sebagai pemeran utama. Film ini juga menampilkan aktris pendatang baru, Bella Dowanna, dan dirilis pada 6 Februari 2020 setelah proses syuting yang berlangsung pada Desember 2018.

Kehidupan Pribadi dan Keluarga Faizal Hussein

Di balik kesuksesannya sebagai aktor, Faizal Hussein adalah sosok kepala keluarga yang menyayangi istri dan anak-anaknya. Ia menikah dengan Suhaila Sulaiman, yang juga pernah berkarier sebagai aktris. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua orang anak: Fazryn dan Fazrick. Dilihat dari akun Instagram pribadinya (@faizalhusseinofficial), Faizal sering mengunggah momen kebersamaan dengan keluarganya, menunjukkan sisi hangat dan personal dari sosok aktor kawakan ini.

Meski terlahir dalam keluarga seniman dan telah berkecimpung di dunia hiburan sejak kecil, Faizal tidak lupa untuk mendokumentasikan pengalaman dan perjalanan hidupnya. Ia menerbitkan buku berjudul 'Limelight' yang menceritakan suka duka hidupnya sepanjang kariernya sebagai seniman. Buku ini menjadi bukti refleksi dan kedewasaannya dalam menyikapi jatuh bangun selama berkarier di industri hiburan Malaysia.

Selain berkarier sebagai aktor, Faizal Hussein juga pernah terlibat dalam industri musik dan menjadi juri dalam kompetisi musik. Untuk pertama kalinya, ia menjadi juri dalam konser "Gegar Vaganza 2", menunjukkan eksistensinya yang tidak hanya terbatas pada dunia akting. Hal ini membuktikan bahwa bakatnya dalam seni tidak hanya terbatas pada satu bidang saja, tapi juga merambah ke bidang lainnya.

Faizal Hussein aktif di media sosial, khususnya Instagram, dengan nama akun @faizalhusseinofficial. Per April 2025, akunnya telah memiliki sekitar 157 ribu pengikut. Melalui platform ini, ia berbagi kegiatan profesional maupun personal, menjaga koneksi dengan penggemar serta rekan-rekan seprofesinya. Aktivitas media sosialnya menunjukkan bahwa meski sebagai aktor senior, ia tetap mengikuti perkembangan zaman dan beradaptasi dengan cara baru dalam berinteraksi dengan penggemar.

 

Penghargaan dan Pengakuan Karier Faizal Hussein

Sebagai aktor yang telah berkarier selama hampir lima dekade, Faizal Hussein telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan yang membuktikan kualitas aktingnya. Salah satu pencapaian awalnya adalah Anugerah Bintang Popular tahun 1997, yang diberikan untuk mengakui popularitas dan kontribusinya dalam industri hiburan Malaysia. Enam tahun kemudian, pada 2003, ia menerima penghargaan Anugerah Skrin sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik untuk perannya dalam "Gerak Khas The Movie II", menunjukkan bahwa ia tidak hanya dikenal sebagai pemeran utama, tetapi juga mampu memberikan performa terbaik sebagai pemeran pendukung.

Prestasi terbesar dalam kariernya datang pada tahun 2012 ketika ia memenangkan penghargaan Aktor Terbaik di Festival Film Malaysia ke-25 untuk perannya dalam film "Bunohan". Film ini juga membawanya mendapatkan nominasi di Anugerah Skrin 2012 dalam kategori yang sama. Penghargaan ini menjadi bukti pengakuan dari industri film Malaysia terhadap kemampuan aktingnya yang luar biasa. Tujuh tahun kemudian, pada 2019, ia kembali menerima penghargaan Anugerah Skrin sebagai Pemeran Pria Terbaik Drama untuk perannya dalam "Samad Tedung", membuktikan konsistensi kualitas aktingnya selama bertahun-tahun.

Faizal juga menerima penghargaan Tellygeram Awards 2020 sebagai Kameo Terbaik untuk perannya dalam "Geran". Meski hanya muncul sebentar dalam film tersebut, kehadirannya tetap berkesan dan mendapatkan pengakuan dari juri. Selain itu, Harian Metro Malaysia menobatkannya sebagai salah satu dari 10 aktor senior Malaysia terlaris sepanjang masa pada Mei 2019, sebuah pengakuan terhadap perjalanan kariernya yang panjang dan kontribusinya yang signifikan terhadap industri film Malaysia.

Selain penghargaan formal, Faizal Hussein juga mendapat pengakuan dalam bentuk lain. Ia pernah membintangi film Indonesia berjudul "Misteri Harta Karun" dan berperan sebagai Ganda pada tahun 1989, menunjukkan bahwa namanya juga dikenal di luar Malaysia. Keterlibatannya dalam serial televisi internasional "Strike Back" juga menunjukkan bahwa talentanya diakui bahkan oleh produser asing. Semua pengakuan ini semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu aktor terbaik yang dimiliki Malaysia.

 

Peran Faizal Hussein sebagai Walid Muhammad dalam Drama Bidaah

Peran Faizal Hussein sebagai Walid Muhammad dalam drama "Bidaah" menunjukkan kedewasaan aktingnya dalam memerankan karakter kompleks dan kontroversial. Walid Muhammad digambarkan sebagai pemimpin sekte "Jihad Ummah", sebuah kelompok keagamaan sesat yang melakukan berbagai tindakan menyimpang. Karakter ini membutuhkan kedalaman akting yang mampu menampilkan sisi manipulatif dan menggambarkan bagaimana seorang tokoh agama bisa menyalahgunakan pengaruhnya terhadap pengikutnya.

Dalam drama ini, Faizal Hussein tampil dengan jubah, penutup kepala mirip sorban, dan jenggot panjang, menciptakan visual yang kuat untuk karakternya. Penampilan fisik ini menjadi bagian penting dari karakter Walid Muhammad, memberikan kesan seorang tokoh agama yang dihormati, namun dengan agenda tersembunyi yang manipulatif. Dialog-dialognya yang kontroversial, seperti "Pejamkan mata, bayangkan muka Walid," menjadi viral di media sosial, menunjukkan bagaimana ia berhasil menciptakan karakter yang membekas di benak penonton.

Salah satu adegan yang menjadi perbincangan adalah ketika Walid mengajak para santriwati untuk "menikah batin", menunjukkan penyimpangan ajaran yang dilakukan karakternya. Ada juga tokoh Baiduri yang dipaksa oleh ibunya yang taat beragama untuk bergabung dengan Jihad Ummah, sekte yang dipimpin Walid Muhammad. Adegan-adegan ini mencerminkan realitas sosial tentang bagaimana manipulasi agama bisa terjadi, dan Faizal Hussein berhasil membawakan peran ini dengan meyakinkan tanpa terkesan berlebihan.

Menariknya, peran Walid Muhammad dalam "Bidaah" bukanlah pengalaman pertama Faizal Hussein dalam memerankan pemimpin sekte sesat. Sebelumnya, pada tahun 2011, ia telah memerankan karakter serupa dalam film "Abuya", di mana ia berperan sebagai pemimpin kelompok ajaran sesat. Pengalaman ini tentunya membantunya dalam memahami dan mengembangkan karakter Walid Muhammad dengan lebih kompleks dan mendalam. Keberhasilan Faizal Hussein dalam memerankan Walid Muhammad sekali lagi membuktikan keluwesan dan kedalamannya sebagai aktor, mampu membawakan karakter dari berbagai spektrum, termasuk karakter antagonis yang kontroversial.

 

Inspirasi dan Dampak Karier Faizal Hussein bagi Perfilman Malaysia

Dengan karier yang membentang hampir lima dekade, Faizal Hussein telah menjadi inspirasi bagi banyak aktor muda di Malaysia. Perjalanan kariernya yang dimulai sejak usia sangat muda hingga menjadi salah satu aktor senior paling dihormati di industri hiburan Malaysia menunjukkan dedikasi dan konsistensinya terhadap seni peran. Ia telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan pengembangan bakat yang terus-menerus, seorang aktor dapat memiliki karier yang panjang dan sukses.

Faizal Hussein juga dikenal karena keberaniannya dalam memerankan berbagai jenis karakter, mulai dari protagonis hingga antagonis, dari karakter komedi hingga drama serius. Keluwesan ini merupakan tanda seorang aktor sejati yang tidak terjebak dalam satu tipe peran. Bahkan di usia yang tidak lagi muda, ia tetap mengambil peran-peran menantang seperti Walid Muhammad dalam "Bidaah", menunjukkan semangat berkarya yang tidak pernah padam.

Kontribusi Faizal Hussein terhadap industri film Malaysia tidak hanya terbatas pada aktingnya, tetapi juga pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Dari era film klasik Malaysia hingga era digital saat ini, ia telah melalui berbagai perubahan dalam industri dan tetap relevan. Hal ini menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang aktor berbakat, tetapi juga seorang seniman yang terus belajar dan berkembang.

Sebagai anak dari pasangan aktor veteran, Hussein Abu Hassan dan Mahyon Ismail, Faizal Hussein telah meneruskan warisan seni keluarganya dengan gemilang. Ia tidak hanya hidup dalam bayang-bayang ketenaran orang tuanya, tetapi berhasil menciptakan identitasnya sendiri sebagai aktor. Perjalanan hidupnya, yang kini diabadikan dalam buku 'Limelight', menjadi sumber inspirasi bagi siapa pun yang ingin meniti karier di dunia seni, menunjukkan bahwa dengan bakat, kerja keras, dan dedikasi, kesuksesan dapat dicapai dan dipertahankan dalam jangka waktu yang panjang.

Faizal Hussein, pemeran Walid Muhammad dalam drama kontroversial "Bidaah", telah membuktikan dirinya sebagai salah satu aktor terbaik yang dimiliki Malaysia. Perjalanan kariernya yang dimulai sejak usia 5 tahun hingga kini, di usia 57 tahun, menunjukkan dedikasi dan kecintaannya pada dunia akting. Berbagai penghargaan yang ia terima, termasuk Aktor Terbaik di Festival Film Malaysia ke-25, menjadi bukti pengakuan industri terhadap bakat aktingnya yang luar biasa.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya