Polisi dan TNI Kesulitan Evakuasi Jenazah Teroris Mirip Santoso

Medan yang cukup sulit dan jarak yang jauh membuat evakuasi jenazah teroris diduga Santoso berjalan lambat.

oleh Dio Pratama diperbarui 19 Jul 2016, 09:03 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2016, 09:03 WIB
20160403-Persenjataan-Kelompok-Santoso-dan-Jaringan-Teroris-Filipina
(Polda Sulselbar)

Liputan6.com, Palu - Hingga saat ini polisi masih berusaha mengevakuasi jenazah dua pria kelompok sipil bersenjata di hutan Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulawesi Tengah. Salah satu jasad itu mirip pemimpin teroris Poso, Santoso.

Evakuasi yang dilakukan tim TNI dan Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2016, diperkirakan menghabiskan waktu panjang. Itu karena medan cukup sulit dan jarak dari perkampungan Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, lumayan jauh.

"Butuh waktu beberapa jam untuk mengeluarkan jenazah itu dari dalam hutan karena lokasinya berada di hutan pegunungan dengan medan yang cukup sulit," kata Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto yang dihubungi di Poso, Selasa (19/7/2016).

Sesuai rencana setelah evakuasi ke dua jenazah yang satu di antaranya diduga Amir MIT Santoso alias Abu Wardah akan diberangkatkan ke RS Bhayangkara di Palu untuk diidentifikasi.

Tim Disaster Victims Identification (DVI) dari Mabes Polri sudah berada di Palu untuk mengidentifikasi jenazah tersebut.

Keterangan lain yang dihimpun dari Poso menyebutkan bahwa wilayah Poso Pesisir Utara saat ini sedang diguyur hujan sehingga proses evakuasi diperkirakan akan berjalan lebih lambat.

"Mungkin siang baru bisa keluar dari hutan dan malam baru jenazah bisa tiba di Palu," ujar seorang sumber dari tim Operasi Tinombala Poso.

Santoso alias Abu Wardah, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur adalah orang yang paling dicari polisi. Seorang pria mirip Santoso tewas dalam operasi Tinombala di Poso saat baku tembak di pegunungan sekitar Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Senin petang sekitar pukul 18.30 Wita.

Hari Suprapto menyebutkan ada dua jenazah yang ditemukan setelah baku tembak. Salah satu jenazah itu memiliki beberapa ciri yang sama seperti Santoso, seperti tahi lalat pada dahi.

"Belum bisa kita pastikan bahwa itu Santoso sebelum ada pemeriksaan DNA," kata Danrem 132/Tadulako Palu Kol Inf Saeh Mustafa.

Dengan tewasnya dua anggota kelompok teroris Poso ini, kini tersisa 19 orang pengikut Santoso yang masih berada di hutan-hutan Poso. Mereka menjadi target perburuan aparat keamanan lewat Operasi Tinombala yang melibatkan sekitar 2.500 personel Polri dan TNI itu.

Kelompok Santoso yang bersembunyi di hutan-hutan Poso itu diketahui sudah berbaiat untuk ISIS.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya