Hujan Deras, Evakuasi Jasad Teroris Mirip Santoso Lanjut Selasa

Kepastian kedua jenazah terduga teroris Poso akan diberangkatkan ke RS Bhayangkara di Palu juga belum ditentukan kembali.

oleh Dio Pratama diperbarui 19 Jul 2016, 01:29 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2016, 01:29 WIB
Santoso, Teroris Poso
Kepastian kedua jenazah terduga teroris Poso akan diberangkatkan ke RS Bhayangkara di Palu juga belum ditentukan kembali.

Liputan6.com, Palu - Tim gabungan Polri dan TNI yang masuk dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2016 terpaksa harus menghentikan evakuasi dua jenazah terduga teroris Poso yang salah satunya mirip Santoso, dari hutan Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulawesi Tengah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, evakuasi kedua jenazah terduga teroris kelompok Santoso pascabaku tembak pada Senin sekitar pukul 18.30 Wita itu terpaksa dihentikan. Sebab, lokasi evakuasi diguyur hujan deras.

"Evakuasi dilanjut besok, tidak mungkin dipaksa kalau situasi tidak memungkinkan. Termasuk pengejaran juga dilanjutkan besok," ucap Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon di Palu, Selasa (19/7/2016) dini hari.

Menurut dia, kepastian kedua jenazah akan diberangkatkan ke Rumah Sakit Bhayangkara di Palu juga belum ditentukan kembali, karena masih menunggu instruksi lebih lanjut dari pimpinan.

"Sesuai rencana setelah evakuasi akan diberangkatkan ke Palu, hanya saja belum belum bisa dipastikan karena masih menunggu instruksi pimpinan," Hari menandaskan.

Baku tembak antara aparat keamanan dengan lima orang bersenjata yang diduga kelompok Santoso terjadi di hutan Tambarana, Poso Pesisir Utara. Kejadian yang terjadi pada Senin pukul 18.30 Wita itu menewaskan 2 orang yang salah satunya mempunyai ciri khas Santoso.

Namun, tiga anggota bersenjata yang diduga kelompok Santoso berhasil kabur pascabaku tembak di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Senin 18 Juli 2016 sekitar pukul 18.30 Wita.

Wakil Kapolda Sulawesi Tengah Kombes Leo Bona Lubis mengungkapkan kronologi kejadian tersebut. Dia menuturkan, baku tembak itu terjadi saat 17 anggota kepolisian tengah melakukan operasi pengejaran kelompok Santoso.

"Anggota tengah melakukan pengejaran, dan bertemu dengan kelompok yang berjumlah lima orang yang tidak dikenal. Sehingga terjadi kontak tembak. Dan kemudian ditemukan dua jenazah dan senjata M-16," ujar Leo Lubis saat dihubungi Liputan6.com dari Jakarta, Senin 18 Juli 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya