JK: Radikalisme Timbul Karena Kemarahan

Radikalisme ini juga, kata JK, menimbulkan ketakutan di berbagai belahan dunia.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 19 Jul 2016, 11:07 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2016, 11:07 WIB
Jusuf Kalla
Wapres Jusuf Kalla atau JK. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi radikalisme terus bermunculan di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, aksi bom bunuh diri terjadi sehari sebelum Idul Fitri di depan Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, radikalisme sesungguhnya muncul karena pikiran dan kemarahan. Sehingga melawanpun, harus dengan pemikiran.

"Terorisme itu timbul dari pemikiran karena orang marah, anak muda yang marah karena dihancurkan negerinya.  Semua terorisme timbul di negara gagal," kata JK saat membuka Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (19/7/2016).

Yang paling diingat dan masih ada sampai saat ini adalah Al Qaeda dan ISIS. Al Qaeda muncul karena Afghanistan gagal. Begitu juga dengan Suriah dan Irak yang gagal kemudian muncullah ISIS. Tapi setiap kehancuran juga ada peran negara-negara besar.

"Kemarahan itu lintas agama. Apa yang terjadi di Dallas, Amerika, Oceania menembak polisi 5 dan 3 orang, kenapa mereka tidak dikatakan teror, menembak orang hitam (karena) kemarahan. Mari kira kurangi kemarahan," jelas JK.

"Terorisme hanya dapat diselesaikan dengan wasatiyah, pemikiran yang baik," imbuh dia.

Radikalisme ini juga, kata JK, menimbulkan ketakutan di berbagai belahan dunia. Ketakutan bukan karena senjata, melainkan aksi berani mati dengan bom bunuh diri yang dilakukan para pelakunya.

"Kenapa ada anak muda mau bunuh diri? Pasti dia tidak cari uang dan kedudukan politik karena dia mati. Apa yang dia cari? Yang dia cari surga. Siapa yang ngajarin mereka bunuh dapat surga?" ucap JK.

Di sinilah, kata dia, peran para ulama diperlukan. Para ulama harus melawan radikalisme dengan memberikan ajaran dan ideologi yang benar. Tata cara perang pun sudah diatur dalam Islam.

"Saya katakan di Ambon, membunuh wanita, anak-anak, menebang pohon pun tidak boleh dalam perang Islam apalagi bunuh orang," ujar JK.

"Ideologi yang difatwakan ulama. Jangan memperbesar masalah tapi kita juga harus amar makruf nahi mungkar, apabila ada kemungkaran harus diselesaikan," pungkas JK.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya