Kapolri: Ali Kalora Beda Kelas dengan Santoso dan Basri

Ali Kalora merupakan orang ketiga yang paling diincar Satgas Tinombala, setelah Santoso 2601389 dan Basri.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 14 Sep 2016, 15:13 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2016, 15:13 WIB
20160914-Tradisi-Penghantaran-Jendral-Budi-Gunawan-Jakarta-Tito-Karnavian-HA
Kepala BIN Jendral Budi Gunawan dan Kapolri Jendral Tito Karnavian berjalan menuju Auditorium PTIK, Jakarta, Rabu (14/9). Polri melakukan tradisi penghantaran tugas Budi Gunawan sebagai Kepala BIN. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Polri memastikan kekuatan kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) semakin melemah. Menyusul tewasnya pimpinan kelompok tersebut, Santoso beberapa waktu lalu dan tertangkapnya Basri, tangan kanan Santoso pada Rabu (14/9/2016) pagi.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan saat ini hanya tersisa 13 orang kelompok teroris Santoso di hutan pedalaman Napu, Poso Pesisir, Sulawesi Tengah. Mereka saat ini, dipimpin Ali Kalora.

"Tinggal Ali Kalora. Tapi Ali Kalora ini, kelasnya jauh di bawah Santoso dan Basri," kata Tito di kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Rabu (14/9/2016).

Menurut Tito, merupakan orang ketiga yang paling diincar Satgas Tinombala, setelah Santoso dan Basri. Ia menegaskan, operasi Tinombala akan terus berlanjut hingga seluruh anggota kelompok teroris MIT dapat diproses hukum.

"Kami tetap melakukan operasi ini baik melalui cara-cara soft pendekatan maupun cara-cara penegakan hukum," ucap Tito.

Sebelumnya, Tim Satgas Operasi Tinombala kembali menangkap seorang terduga teroris kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT). Tak tanggung-tanggung, pimpinan kelompok tersebut yaitu Basri diamankan petugas.

Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi mengatakan penangkapan Basri diawali dari baku tembak antara Satgas Tinombala dengan kelompok MIT di kawasan hutan Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah pada Rabu (14/9/2016) pagi tadi. Akibatnya seorang terduga teroris kelompok tersebut bernama Andika tewas.

"Pagi ini pukul 09.00 WIB terjadi baku tembak. Kemudian kami temukan mayat atas nama Andika," kata Rudy di kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2016).

Usai menemukan mayat Andika, sambung Rudy, petugas langsung menyisir lokasi baku tembak. Tak disangka, petugas menemukan Basri. "DPO berikutnya telah tertangkap atas nama Basri," ungkap Rudy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya