Liputan6.com, Mekah - Pemeriksaan tas jemaah haji Indonesia tak hanya dilakukan di pemondokan. Sesampainya jemaah di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, tas jinjing para jemaah juga tak luput dari pengawasan pihak maskapai.
Petugas Maskapai Garuda Indonesia memeriksa setiap barang bawaan jemaah. Langkah ini dilakukan untuk memastikan agar bobot tas tak melebihi dari yang sudah ditentukan, yaitu tujuh kilogram.
Baca Juga
Selain itu, juga untuk mengecek isi tas terkait barang-barang yang terlarang dalam penerbangan. Akibatnya, banyak barang-barang yang harus disita petugas. Jemaah pun terpaksa harus merelakan barangnya yang tertahan.
Advertisement
"Ini jadi bingung kayak gini, padahal udah beli buat oleh-oleh di kampung. Lucu ya mas.. lucu aja jadinya," gerutu Masatin, jemaah asal Tegal, Jawa Tengah, kepada Liputan6.com di Jeddah, Minggu (18/9/2016).
Setelah membongkar isi tasnya sendiri, ia pun meninggalkan oleh-oleh berupa kurma sebanyak dua pack. Selain itu ia pun masih harus memutar otak untuk memasukkan tas kecilnya ke dalam tempat lain. Lantaran pihak maskapai hanya membolehkan setiap anggota jemaah membawa satu tas berlogo Garuda dan tas kecil berisi paspor.
"Yang (tas) ini masih belum dimasukin mas. Gimana ya? Padahal waktu berangkat tas ini enggak apa-apa dibawa," keluh dia.
Dari hasil sweeping petugas di Bandara Jeddah, banyak barang-barang jemaah yang harus 'disisihkan' lantaran kelebihan bobot. Barang-barang itu di antaranya sajadah, mainan anak berbentuk unta, boneka, tempat air, pakaian ihram, bahkan ada juga air zamzam dan ceret berwarna keemasan.
Semua barang-barang tersebut masih baru dengan kualitas yang sangat bagus.
"Ada barang barang baru yang dibongkar dari tas jemaah yang tidak boleh dibawa ke kabin karena melebihi tujuh kilogram," ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Airport Jeddah-Madinah Nurul Badruttamam sambil menunjukkan barang-barang tersebut.
Nantinya, kata dia, barang-barang itu akan dikumpulkan dan selanjutnya diberikan kepada yang berhak menerimanya. "Seperti para umal (kuli angkut), sopir-sopir bus di Bandara Jeddah," Nurul menjelaskan.
Dia mengaku kejadian itu sudah sering terjadi setiap tahun. Selain itu, sosialisasi juga sudah dilakukan melalui elemen-elemen dalam kloter.