Liputan6.com, Busan - Topan Chaba yang menghantam Korea Selatan pada Rabu kemarin, 5 Oktober 2016, memicu angin sangat kencang, gelombang tinggi, dan banjir di sejumlah kota pesisir tenggara negara itu.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (6/10/2016), air laut yang terdorong angin super kencang hingga menjelma mencari tsunami kecil melanda Busan, kota terbesar kedua di Korea Selatan. Sebagian Busan pun kebanjiran, dengan kerusakan dahsyat di mana-mana.
Banyak bangunan hancur dan ribuan mobil terseret air deras. Situasi tak jauh berbeda juga terjadi di Ulsan, kota terbesar ke-7 dan Pulau Jeju.
Advertisement
Hingga Kamis pagi tadi, 6 Oktober 2016, korban tewas akibat topan Chaba yang sudah ditemukan 5 orang. Satu jenazah ditemukan di sebuah tempat parkir. Sedangkan lima orang lainnya dilaporkan hilang.
Akibat topan Chaba, jaringan listrik lumpuh sehingga sekitar 229.000 rumah di Busan, tidak mendapat aliran listrik. Namun Kamis pagi, di sebagian besar Busan, listrik sudah kembali pulih.
Saat ini petugas dan penduduk Busan bekerja keras membersihkan kota dan rumah-rumah dari sampah sisa banjir. Sebagian memperbaiki rumah dan sarana layanan publik yang rusak akibat dilanda Chaba.
Topan chaba dianggap sebagai topan paling dahsyat yang melanda Korea Selatan, setelah terjangan topan maemi pada 2003, yang menewaskan 130 orang. Dari Semenanjung Korea Selatan, badai chaba bergerak ke Jepang, namun dengan kekuatan yang jauh menurun sehingga tidak menimbulkan dampak mematikan.
Â