Polri Sebut Penyerangan 3 Polisi di Tangerang Gunakan Pola Baru

Aksi yang dilakukan Sultan tergolong berani, apalagi menyerang polisi seorang diri dengan senjata tajam.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 27 Okt 2016, 06:35 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2016, 06:35 WIB
Penyerangan Polisi di Tangerang
Pelaku diyakini berafiliasi dengan ISIS dan jaringan Ansharut Daulah

Liputan6.com, Jakarta - Sultan Aziansyah, penyerang tiga anggota polisi di Cikokol, Tangerang ternyata sudah dibaiat oleh almarhum Fauzan Al Anshari, pemimpin pesantren Al Anshari di Ciamis, Jawa Barat, 2015 lalu.

Paham radikal Sultan semakin menjadi setelah menghadap Aman Abdurahman narapidana Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan yang disebut sebagai pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS di Asia Tenggara, pada akhir 2015 lalu. Hingga akhirnya dia bergabung dengan kelompok Jamaah Ansharu Daulah.

"Jadi dia sudah sampai pada kondisi seperti itu, walaupun saat ini belum ada petunjuk atau saksi yang menyatakan ada instruksi terhadap yang bersangkutan (Sultan)," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar di Jakarta, Kamis (27/10/2016).

Menurut Boy, aksi yang dilakukan Sultan tergolong berani. Apalagi menyerang polisi seorang diri dengan senjata tajam. Serangan seperti ini diduga menjadi pola baru yang digunakan ISIS saat melancarkan aksinya.

"Selnya terus beranak, mencari teman baru lagi. (Serangan) bisa dalam kondisi pengawasan atau pengaruh dari yang lebih atas ataupun inisiatif sendiri karena dia percaya yang dia lakukan adalah kebenaran," tutur Boy.

Dengan makin munculnya pola baru seperti ini, Boy meminta masyarakat agar tidak terpengaruh paham radikal yang semakin berkembang.

"Jadi banyak sekali (antisipasi), tidak pernah selesai. Tidak akan selesai. Artinya masyarakat harus sadar atas kondisi ini. Jangan sampai terpengaruh orang yang melakukan ajakan seperti itu," terang Boy

Aksi teror di Cikokol, Tangerang terjadi Kamis 20 Oktober sekitar pukul 07.10 WIB. Tiga anggota polisi terluka atas kejadian tersebut. Sementara pelaku tewas karena kehabisan darah setelah ditembak pada bagian paha dan perut saat perjalanan dari rumah sakit Tangerang ke rumah sakit Polri, Kramat Jati Jakarta Timur.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya