Menlu AS Soroti Munculnya Ancaman Teror di Afghanistan

Bagaimana penilaian Menlu AS terhadap Afghanistan? Berikut ulasannya.

oleh Tim Global Diperbarui 23 Feb 2025, 11:02 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2025, 11:02 WIB
Ilustrasi Taliban di Kabul, Afghanistan. (AFP)
Ilustrasi Taliban di Kabul, Afghanistan. (AFP)... Selengkapnya

 

Liputan6.com, Kabul - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio pada Kamis (20/2/2025) malam menyatakan bahwa ada wilayah-wilayah tanpa pemerintahan di Afghanistan yang dikuasai Taliban bisa memberikan peluang bagi kelompok-kelompok ekstremis untuk beroperasi.

Pernyataan tersebut muncul dalam wawancara dengan mantan koresponden CBS Catherine Herridge di X, ketika Rubio ditanya apakah intelijen menunjukkan al-Qaeda dan ISIS telah mendirikan tempat perlindungan yang aman di Afghanistan, dan apakah hal tersebut menimbulkan ancaman serupa seperti sebelum serangan 11 September 2001.

"Saya tidak akan mengatakan bahwa ini adalah situasi sebelum 11 September, tetapi saya pikir setiap kali ada ruang pemerintahan yang diperebutkan dan tidak ada pemerintah yang memiliki kendali penuh atas setiap bagian wilayah mereka, hal itu menciptakan peluang bagi kelompok-kelompok ini," kata Rubio.

"Perbedaan antara hari ini dan 10 tahun lalu adalah bahwa kita tidak memiliki elemen AS di lapangan untuk menarget dan mengejar mereka."

Rubio menambahkan bahwa dalam beberapa kasus, Taliban telah bersikap kooperatif ketika "diberitahu bahwa ISIS atau al-Qaeda beroperasi di bagian negara Anda yang ini" dan mengejar mereka. Namun, tidak demikian halnya dalam kasus-kasus lain.

"Jadi, saya tidak akan membandingkannya dengan sebelum 11 September, namun yang jelas ketidakpastiannya jauh lebih besar — dan tidak terbatas pada Afghanistan saja," tutur Rubio.

Taliban tidak segera menanggapi pernyataan Rubio, tetapi mereka terus-menerus mengklaim telah menguasai seluruh negeri dan menolak adanya organisasi teroris asing di tanah Afghanistan.

Komentar Rubio muncul beberapa hari setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa anggota al-Qaeda terus mencari perlindungan di seluruh Afghanistan di bawah perlindungan badan intelijen Taliban.

"Taliban mempertahankan lingkungan yang permisif yang memungkinkan al-Qaeda untuk berkonsolidasi, dengan keberadaan rumah-rumah perlindungan dan kamp-kamp pelatihan yang tersebar di seluruh Afghanistan," demikian bunyi laporan tersebut.

Ancaman Terbesar

Ilustrasi Afghanistan.
Ilustrasi Afghanistan. (Dok. AP)... Selengkapnya

Laporan yang sama juga menggambarkan afiliasi ISIS yang berbasis di Afghanistan, ISIS-Khorasan atau IS-K, sebagai ancaman teroris ekstra-regional terbesar.

Penilaian PBB menyoroti bahwa selain serangan terhadap otoritas Taliban dan minoritas agama Afghanistan, pendukung IS-K melakukan serangan hingga ke Eropa. Kelompok tersebut secara aktif berupaya merekrut anggota dari negara-negara Asia Tengah yang berbatasan dengan Afghanistan.

Taliban secara militer kembali berkuasa pada Agustus 2021 ketika pemerintah Afghanistan saat itu runtuh karena semua pasukan sekutu NATO yang dipimpin AS menarik diri dari negara itu setelah hampir dua dekade berada di sana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya