Menhan: Masalah Teroris, Ya Program Bela Negara

Ia menjelaskan, program ini menekankan pendidikan kebangsaan, cinta tanah air dan disiplin pribadi khususnya bagi generasi muda.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 27 Okt 2016, 07:44 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2016, 07:44 WIB
20160523-Menhan Beri Penghargaan Kerjasama Kesehatan dengan Timor Leste
Menhan Ryamizard Ryacudu saat memberikan paparan di Kemenhan RI, Jakarta, Senin (23/5/2016). Kegiatan Misi Pelayanan Kesehatan Kemhan RI dan TNI di Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RTDL) di helat di Kota Dili. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Bogor - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyatakan, salah satu cara mencegah radikalisme dan terorisme agar tidak semakin menjamur adalah program bela negara.

"Simpel saja kalau masalah teroris, ya program bela negara," kata Ryamizard saat menghadiri acara wisuda di Universitas Pertahanan di Sentul, Bogor, Rabu 26 Oktober 2016.

Ryamizard mengatakan, mobilisasi rakyat lewat program bela negara dan pengembangan alutsista menjadi kunci bagi Indonesia untuk melawan aksi teror.

Ia menjelaskan, program ini menekankan pendidikan kebangsaan, cinta tanah air dan disiplin pribadi khususnya bagi generasi muda.

"Kalau semua rakyat yang melawan teroris, semua selesai," tegas dia.

Ryamizard mengatakan, penanganan dan penanggulangan teroris di Indonesia tidak sama dengan negara lain. Di mana menekankan kepada memperkuat intelejen, membentuk pasukan anti teror, sampai revisi undang-undang.

"Negara lain juga ikutan-ikutan gunakan cara itu. Itu bagus, tapi bagi saya cara itu tidak signifikan," kata Ryamizard.

Selain kesadaran bela negara, lanjut dia, ada dua langkah lain yang perlu dilakukan.

Pertama, melatih tentara agar lebih profesional. Kedua, memperbarui alutsista yang telah dimiliki.

"Alat-alat kita harus lebih modern daripada teroris," ucap Ryamizard.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya