Ruhut: Berdosa Kita Kalau Katakan Ahok Bersalah

Ruhut mengatakan sampai saat ini tidak ada cukup bukti adanya penistaan agama yang dilakukan Ahok.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 15 Nov 2016, 07:35 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2016, 07:35 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Ruhut Sitompul, yakin Basuki Tjahaja Purnama tidak bersalah dalam kasus yang menjeratnya. Dia yakin pria yang karib disapa Ahok itu tidak pernah menistakan agama.

"Dari awal aku bilang dia tidak bersalah, yang salah Buni Yani," ujar Ruhut kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (15/11/2016).

Apalagi, kata Ruhut, Ahok sudah meminta maaf meski dia tidak bersalah karena tak berniat menistakan agama.

"Beliau (Ahok) minta maaf supaya suasana kondusif," kata dia.

Ruhut mengatakan jika sampai saat ini tidak ada cukup bukti adanya penistaan agama yang dilakukan Ahok.

"Berdosalah kita kalau katakan Ahok tidak bersalah," tandas Ruhut.

Lebih jauh Ruhut menuturkan, persoalan ini sebenarnya sudah diserahkan kepada kepolisian untuk menyelidikinya secara tuntas. Karena itu, semua pihak diminta bersabar menunggu atas keputusan tersebut.

"Kami percaya Polri profesional. Tunggu saja keputusan itu," ujar mantan politikus Demokrat tersebut.

Kasus dugaan penistaan agama bermula dari pidato Ahok di Kepulauan Seribu. Ahok yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta meminta kepada warga Kepulauan Seribu untuk tidak perlu khawatir jika program kesejahteraan akan mandek jika ia tak terpilih lagi sebagai Gubernur DKI.

Dari situ, kemudian Ahok melontarkan pernyataan terkait Al Maidah ayat 51.

Sementara Buni Yani adalah orang yang telah mengunggah pidato Ahok ke media sosial setelah video itu diedit, sehingga memiliki makna yang berbeda.

"Saya tidak mengapa-apakan (video). Saya hanya meng-upload ulang pada tanggal 6, dari video yang di-upload oleh media NKRI pada tanggal 5," ujar Buni Yani.

Sementara kuasa hukum Buni Yani mengatakan, kliennya tidak pernah memenggal kata "pakai", seperti yang ramai dibicarakan netizen di media sosial, yang kemudian diduga menjadi penyebab bergesernya makna dari pidato Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya