Liputan6.com, Jakarta - Kepala stasiun Geofisika Mataram, Agus riyanto mengatakan gempa bumi yang mengguncang Malang, Jawa Timur pada Rabu 16 November 2016 sekitar pukul 22.10 Wib dirasakan juga di dua kota lainnya di luar pulau Jawa yaitu Denpasar, Bali dan Mataram, NTB.
"Di daerah itu (Denpasar dan Mataram) guncangan Gempa Bumi dirasakan oleh banyak orang,” ujar Agus Rianto melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (17/11/2016).
Baca Juga
Agus mengatakan, meski tergolong sangat kuat, namun hingga pukul 23.40 Wita belum ditemukan aktifitas gempa bumi susulan setelah gempa tersebut. Karena itu, ia menghimbau agar masyarakat tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Advertisement
Selain itu, Agus juga mengatakan bahwa gempa tektonik yang berkekuatan 6.2 SR tersebut tak berpotensi tsunami, karena itu ia juga meminta agar warga sekitar Mataram, khususnya yang berada di pesisir laut tidak panik dan terpancing isu tsunami yang ditimbulkan akibat gempa.
"Khusus masyarakat di daerah pesisir, dihimbau agar tidak terpancing isu karena gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami," kata dia.
Agus menambahkan, ditinjau dari kedalaman titik kejadian gempa bumi atau hiposenter, gempa bumi Malang merupakan gempa bumi skala menengah yang ditimbulkan akibat aktivitas batas antar lempeng (subduksi) lempeng Indo-Australia.
"Lempeng Indo-Australia menyusup ke bawah lempeng Eurasia dan terjadi Deformasi bebatuan hingga memicu terjadinya gempa bumi, tandas dia.
Pada Rabu 16 November 2016 malam, telah terjadi gempa bumi tektonik dan mengguncang wilayah Mataram dan sekitarnya.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut terjadi pada pukul 22:10:11 WIB dengan kekuatan Magnitudo 6.2 Skala Richter dengan episenter terletak pada koordinat 9.32 LS dan 113.12 BT, pada kedalaman 69 km.