Liputan6.com, Jakarta - Polisi akan melakukan rekayasa lalu lintas di underpass Bandara Internasional Yogyakarta pada saat arus mudik Lebaran 2025. Hal ini dilakukan karena wilayah tersebut masuk zona rawan tsunami.
Kasat Lantas Polres Kulon Progo AKP Priya Tri Handaya mengatakan pihaknya akan melakukan rekayasa lalu lintas dengan buka dan tutup underpass.
Advertisement
"Tetap, kami berkoordinasi dengan BMKG," kata AKP Priya seperti dikutip dari Antara, Sabtu, (22/3/2025).
Advertisement
Ia mengatakan kebijakan buka dan tutup ini berlaku situasional sesuai dengan informasi dari BMKG.
"Perkembangan informasi dari BMKG menentukan rekayasa lalu lintas di underpass Bandara Internasional Yogyakarta," katanya.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono mengatakan potensi tsunami di Kulon Progo cukup tinggi lantaran termasuk wilayah risiko tinggi terjadinya megathrust. Namun, ia mengatakan tetap sulit memprediksi kapan persisnya gempa bumi bisa terjadi.
Ia mengatakan salah satu tempat yang sangat rawan bahaya tsunami adalah Underpass YIA (Yogyakarta International Airport) di Kapanewon Temon. Jalan bawah tanah penghubung Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) tersebut memiliki kerawanan tinggi jika terjadi tsunami.
"Posisi Underpass YIA di bawah tanah, sehingga jika terjadi tsunami akan sangat berbahaya bagi masyarakat dengan kendaraannya yang melintas di sana," kata Warjono.
Ia mengatakan untuk mengantisipasi bencana tsunami sudah terpasang palang di masing-masing ujung underpass yang disertai dengan sistem agar bisa menutup otomatis. Sistemnya dikelola oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, sedangkan peralatan palang jadi wewenang Kementerian PU.
"Palang akan tertutup oleh sistem sebelum tsunami datang agar kendaraan tidak bisa lewat underpass. Namun ada komponen yang mengalami kerusakan sehingga perlu perbaikan. Kami akan bersinergi dengan PU dan BPBD Kulon Progo untuk memeriksa palang tersebut guna memastikan tetap berfungsi," katanya.
Potensi Tsunami Ancam Mudik Lebaran 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami di sejumlah wilayah pesisir Indonesia selama arus mudik Lebaran 2025. Peringatan ini disampaikan menyusul prediksi puncak arus mudik pada 28 Maret dan arus balik pada 6 April 2025, dengan jumlah pemudik diperkirakan mencapai 146,48 juta orang.
Salah satu zona rawan yang disoroti adalah Jalan Underpass Lintas Selatan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo, Yogyakarta. BMKG menyarankan penerapan sistem buka-tutup lalu lintas di underpass tersebut untuk mempermudah evakuasi jika terjadi tsunami.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya sosialisasi dini kepada masyarakat mengenai potensi bahaya tsunami di area tersebut. Kemacetan di dalam underpass sepanjang 1,4 kilometer selama evakuasi dapat membahayakan nyawa banyak orang. Peringatan ini bukan hanya sebatas antisipasi arus mudik, tetapi juga pengingat akan potensi tsunami di Indonesia yang selalu ada mengingat letak geografis Indonesia di Cincin Api Pasifik yang rawan gempa bumi dan tsunami.
"Meskipun peringatan ini dikeluarkan dalam konteks arus mudik Lebaran 2025, potensi tsunami di Indonesia selalu ada, terlepas dari adanya peristiwa mudik," tegas Dwikorita.
Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menambahkan bahwa BMKG mencatat banyak kejadian gempa bumi merusak di Indonesia sepanjang tahun 2024, dengan berbagai variasi magnitudo dan kedalaman. Lebih lanjut, Daryono juga mengungkapkan catatan sejarah gempa dan tsunami yang terjadi tepat pada periode libur Hari Raya, termasuk Idul Fitri.
Hal ini menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan otoritas terkait dalam menghadapi potensi bencana tersebut. "BMKG mencatat banyak kejadian pada hari raya, jadi meski dilaporkan skalanya kecil tapi jangan dianggap remeh," kata Daryono seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
